Jenewa, 8 Safar 1435/1 Desember 2014 (MINA) – Meskipun koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) telah melakukan sekitar 300 serangan udara kepada basis militan ISIS di Suriah sejak September, namun menurut Menteri Luar Negeri Suriah, sejauh ini gagal melemahkan kelompok militan itu.
“Semua indikasi mengatakan, setelah dua bulan serangan udara koalisi, Islamic State (ISIS) tidak lemah,” kata Walid Al-Moualem di Jenewa baru-baru ini, ARA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
“Jika Dewan Keamanan dan Washington tidak memaksa Turki untuk mengontrol perbatasannya, maka semua tindakan ini tidak akan menghilangkannya (ISIS),” kata Moualem, menunjuk pada fakta bahwa pejuang asing ISIS memasuki Suriah dengan melintasi perbatasan Suriah-Turki, yang membentang lebih dari 560 mil.
Namun pemerintah Turki membantah keras tuduhan bahwa pihaknya telah mendukung militan ISIS dalam membantu oposisi Suriah menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Turki telah mengajukan rencana pengadaan zona larangan terbang yang bertujuan menciptakan “daerah aman di Suriah”, yang akan memungkinkan para pengungsi Suriah di Turki untuk kembali pulang.
Namun, ide itu mendapat sambutan dingin dari sekutunya, dan menurut laporan, seorang jenderal NATO mengatakan pekan ini, ide itu tidak sedang dipertimbangkan.
Sementara itu, pemerintah Suriah menyatakan kesediaannya untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS dalam kampanye melawan ISIS. Namun Washington telah menolak pendekatan Suriah dan menekankan, Presiden Assad telah kehilangan legitimasinya. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza