Bangkok, MINA – Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara menegaskan kembali tawaran negaranya untuk menjadi penengah antara pasukan junta militer Myanmar dan kelompok pemberontak guna “memulihkan perdamaian dengan cepat” di Myanmar.
Dikutip dari RFA, seruan hari Rabu (24/4) itu muncul di saat tentara etnis dan kekuatan anti-junta lainnya semakin unggul dalam konflik.
Konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun tersebut semakin dekat dengan perbatasan Thailand-Myanmar, sehingga mendorong pengungsi masuk ke Thailand.
Berbicara pekan ini dari Mae Sot, sebuah distrik di Thailand yang terletak di perbatasan dengan Negara Bagian Kayin di Myanmar, Parnpree mengungkapkan bahwa diskusi awal telah dilakukan dengan berbagai kelompok militer dan etnis di Myanmar.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
ASEAN akan memainkan peran kunci dalam perundingan, katanya.
“Mereka belum mempunyai waktu untuk berdiskusi dengan kami, tetapi mereka sadar bahwa kami siap bertindak sebagai mediator dan menyelesaikan permasalahan Myanmar secara komprehensif untuk memulihkan perdamaian dengan cepat,” kata Menlu yang juga menjabat sebagai deputi. Perdana Menteri.
Penawaran Parpree ini menyusul seruan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin agar pihak-pihak yang bertikai di Myanmar menyetujui gencatan senjata.
“Rezim saat ini mulai kehilangan kekuatan,” katanya awal bulan ini. “Tetapi bahkan jika mereka kalah, mereka memiliki kekuatan, mereka memiliki senjata. Mungkin ini saatnya untuk mencapai kesepakatan dan membuat kesepakatan.” []
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)