Jakarta, 2 Shafar 1438/2 November 2016 (MINA) – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung Indonesia dengan melakukan vote melalui internet untuk memenangkan kompetisi Halal Tourism Awards 2016 di Abu Dhabi, Uni Emirate Arab (UEA).
Voting penghargaan wisata halal dunia itu digelar pada 24 Oktober – 6 November 2016 melalui link http://bit.ly/VOTEindonesia, dan dilanjut dengan final tahap ke-2 pada 7-24 November 2016.
“Waktunya tinggal enam hari lagi, yuk nge-vote Indonesia. Pastikan kita sapu bersih di semua kategori yang kita masuk. Satu suara Anda sangat bermakna buat perkembangan wisata halal di tanah air,” harap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI di Jakarta, Rabu (2/11), demikian keterangan pers InfoPublik.
Menurutnya, status juara dunia wisata halal itu penting buat Lombok NTB, Nangroe Aceh Darussalam, dan Sumatera Barat. Karena ketiga kawasan itu memang sedang disetting untuk menjaring wisman asal Timur Tengah yang memiliki masa tinggal paling tinggi dan lama.
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen
“Jumlah outbound Timur Tengah juga sekitar 120 juta wisman setiap tahunnya. Dan di Kawasan Asia Tenggara, yang terbesar justru di Thailand dan disusul Malaysia,” kata Menpar Arief yang Mantan Dirut PT Telkom itu.
Padahal, penduduk Thailand tidak mayoritas muslim. Indonesia dan Malaysia lebih banyak komunitas muslimnya? “Iya, memang halal tourism itu tidak terkait langsung dengan agama, tetapi lebih ke services. Thailand itu tidak banyak muslim, tetapi mereka menerapkan standar pelayanan internasional yang bagus dan nyaman, sehingga wisman dari Timur Tengah pun merasa nyaman,” kata Arief.
“Nah, bagi kita, bangsa Indonesia, sudah punya modal yang lebih kuat. Penduduk Muslim banyak, tempat ibadah masjid ada di mana-mana, makanan yang ini dianggap paling sensitive, untuk tiga lokasi itu – Lombok, Sumbar, Aceh –, sudah hampir pasti 100 persen halal. Tidak perlu diragukan. Proses memasaknya juga sudah 100 persen halal. Kita punya modal besar untuk juara. Tinggal ke depan, harus disertifikasi halal, agar mereka yakin secara formal dan informal akan status halal itu,” ungkapnya.
Sertifikasi halal itu penting, meskipun orang Indonesia sudah tahu sama tahu, bahwa semua masakannya juga berasal dari bahan yang halal. Tidak ada orang yang berani ambil risiko untuk mengkonsumsi sesuatu yang tidak halal.
Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku
“Tetapi buat penduduk dunia, status halal oleh lembaga yang berhak dan terpercaya mengeluarkan sertifikat halal itu sangat penting. Dan yang paling penting adalah service atau layanan yang terbaik, bersih, sehat, nyaman, ramah, dan hospitality-nya bagus. Itulah yang membuat orang datang lagi, selain faktor alam dan budaya,” jelas Arief Yahya.
Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar, Riyanto Sofyan juga terus meminta kepada kerabat, saudara, karib, teman, dan semua pihak untuk mensukseskan pemenangan Indonesia di Halal Tourism itu.
Tahun 2015 lalu, Indonesia juara umum dengan memenangi 3 kategori sekaligus dari 15 kategori yang dilombakan. Yakni Lombok sebagai World Best Halal Destination Award 2015 dan World Best Halal Honeymoon 2015, lalu Sofyan Betawi Hotel Jakarta sebagai World Best Halal Hotel 2015.
“Agar konsisten, kita harus bangun tradisi juara di Halal Tourism ini,” kata Riyanto Sofyan.
Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?
Tahun 2016 ini seharusnya lebih siap, karena partisipasi publik juga lebih tinggi. Harapan daerah seperti Sumbar, Aceh dan Lombok untuk mendapatkan dampak dari pembangunan Pariwisata juga semakin besar. Seluruh kadispar dan Kepala STP dan Sekolah Pariwisata di Bandung, Palembang, Lombok, Bali, Makassar dan Medan juga sudah mengerahkan semua pasukannya.
Indonesia sendiri dimoninasikan dalam 15 kategori dari total 16 kategori, yaitu World’s Best Airline for Halal Travellers: Garuda Indonesia; World’s Best Airport for Halal Travellers: Sultan Iskandar Muda International Airport, Aceh Indonesia; World’s Best Family Friendly Hotel: The Rhadana Hotel, Kuta, Bali, Indonesia; World’s Most Luxurious Family Friendly Hotel: Trans Luxury Hotel Bandung Indonesia; World’s Best Halal Beach Resort: Novotel Lombok Resort & Villas, Lombok, West Nusa Tenggara Indonesia; World’s Best Halal Tour Operator: West Sumatera Indonesia; World’s Best Halal Tourism Website: www.wonderfullomboksumbawa.com, Indonesia; World’s Best Halal Honeymoon Destination: Sembalun Village Region, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia; World’s Best Hajj & Umrah Operator: ESQ Tours & Travel, Jakarta, Indonesia; World’s Best Halal Destination: West Sumatera, Indonesia; World’s Best Halal Culinary Destination: West Sumatera, Indonesia; World’s Best Halal Cultural Destination: Aceh, Indonesia.
Para pemenang Halal Tourism Awards 2016 akan diumumkan pada ajang internasional di Abu Dhabi pada 7 Desember 2016 mendatang. Upacara penghargaan merupakan acara puncak dari International Travel Week Abu Dhabi yang merupakan pertemuan terbesar para eksekutif global yang beroperasi pada sektor pariwisata.
Acara bertema “World Halal Travel Summit and Exhibition” secara eksklusif dibentuk dan diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Budaya Abu Dhabi UEA yang berkantor di Cacti Events LLC, PO Box 392536 Dubai, UAE. Panitia acara tersebut berkantor di 1107 International Business Tower, Business Bay, Burj Khalifa Community Dubai, UAE.
Baca Juga: BPJPH, MUI, dan Komite Fatwa Sepakati Solusi Masalah Nama Produk Halal
Pengusaha Hotel Rainier H Dauly, pemilik Rhadana Group yang hotelnya di Bali juga masuk nominasi Halal Tourism menyebut, halal itu lifestyle.
Halal itu gaya hidup. Karena itu, meskipun berbasis di Bali, hotel yang dia kelola dengan professional juga masuk dalam nominasi World’s Best Family Friendly Hotel 2016.
“Silakan vote hotel kami, The Rhadana Hotel, Kuta, Bali, Indonesia. Kami akan menjadi satu-satunya hotel bersertifikat halal di Bali,” kata Rainier penuh semangat.
Kemenpar sudah menetapkan tiga daerah yang dikembangkan untuk wisata halal, yakni Lombok NTT, Sumbar dan Aceh. Namun bukan berarti industrinya terbatas hanya tiga kota itu saja. Hampir semua kota punya industri wisata halal, misalnya hotel, resort, resto, cafe, atraksi, dan lainnya.
Baca Juga: BPJPH, MUI Tuntaskan Nama Produk Bersertifikat Halal
Destinasi halal adalah tujuan wisata yang lengkap dengan fasilitas halal, pariwisata ramah wisatawan muslim (muslim friendly tourism). Mudah menemukan masjid, tempat wudlu, di hotel juga ada arah kiblat, jam shalat, kitab suci, dan lainnya. (T/R05/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)