Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menparekraf: Aman, Sehat dan Nyaman Kunci Bangkitkan Pariwisata

Rendi Setiawan - Selasa, 23 Juni 2020 - 12:41 WIB

Selasa, 23 Juni 2020 - 12:41 WIB

4 Views

Jakarta, MINA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, kunci keberhasilan dalam membangkitkan kembali gairah pariwisata pada situasi pandemi COVID-19, harus memperhatikan tiga aspek utama, yakni rasa aman, sehat dan nyaman.

Bagi Menteri Parekraf RI, Wishnutama Kusubandio, tiga aspek tersebut yang kemudian menjadi tolak ukur kepercayaan para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara terhadap sebuah destinasi wisata di tengah pandemi.

“Pariwisata ini adalah sektor yang sangat bergantung pada kepercayaan wisatawan domestik maupun internasional, dalam memberikan rasa aman, sehat dan nyaman,” kata Menparekraf Wishnutama di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (22/6).

Oleh sebab itu, dia meminta agar semua pemangku kepentingan di daerah, pelaku usaha wisata maupun komunitas pariwisata dapat menerapkan protokol kesehatan menjadi kebiasaan baru, sebagai prasyarat dalam menyongsong dibukanya kembali sektor pariwisata di Indonesia.

Baca Juga: Kemenag Wacanakan Pembayaran Dam Haji Tamattu di Indonesia, DPR: Jangan Ganggu Kualitas Ibadah!

“Kita harus dapat membangun kepercayaan ini, agar pariwisata dapat bangkit kembali,” ujar Wishnutama.

Dalam hal ini, dia juga menegaskan bahwa protokol kesehatan menjadi mutlak. Sehingga tujuan utama dibukanya kembali sektor pariwisata aman COVID-19 dapat tercapai dan kepercayaan yang telah dibangun tidak menjadi sia-sia.

Sebab, membangun kepercayaan dinilai butuh waktu yang lama dan usaha yang keras.

“Jangan sampai dalam pelaksanaanya nanti, malah terjadi peningkatan kasus baru. Karena memperbaiki protokol bisa sehari dua hari saja. Tetapi mengembalikan rasa percaya itu butuh waktu yang cukup lama,” jelas Wishnutama.

Baca Juga: Munas Alim Ulama NU Tetapkan Laut Tidak Boleh Dimiliki

Lebih lanjut, Wishnutama juga mengingatkan bahwa apabila pelaksanaan protokol kesehatan tidak dapat diterapkan secara maksimal dan muncul kasus COVID-19 baru, maka hal itu tentunya akan sangat mengancam eksistensi perekonomian di bidang pariwisata itu sendiri.

“Jika kita tidak hati-hati dan disiplin pada pelaksanaannya, dampak ekonominya bisa lebih buruk nantinya bagi sektor pariwisata,” pungkasnya. (L/R2/R1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Bedah Berita MINA] Trump Ingin Ambil Alih Gaza, Bagaimana Reaksi Dunia

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
MINA Sport
Indonesia
Indonesia