Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menpora: Generasi Muda Harus Jadi Individu Hebat

siti aisyah - Senin, 5 November 2018 - 14:38 WIB

Senin, 5 November 2018 - 14:38 WIB

0 Views ㅤ

Menpora Imam Nahrawi (foto:Egan/kemenpora.go.id)

Malang, MINA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan, generasi muda harus menjadi individu-individu yang hebat. Hal itu ia sampaikan saat menjadi nara sumber pada Dialog Kebangsaan di Universitas Brawijawa, Malang, Senin (5/11).

Menpora menekankan, nilai-nilai Sumpah Pemuda harus terus diimplementasikan oleh generasi muda kampus yang saat ini menjadi bagian dari generasi global milenial dunia. Mahasiswa sebagai generasi terdidik harus menyadari, pemuda adalah sosok pelopor perubahan, dan pemuda sebagai pemimpin masa depan, demikian dilansir dari pers Kemenpora.

Generasi muda harus menjadi individu-individu hebat, melahirkan gagasan-gagasan besar, dan apa yang dihasilkan diimplementasikan ditengah masyarakat,” kata Menpora.

Menengok jauh kebelakang, 90 tahun ikrar Sumpah Pemuda, yang kala itu anak muda bangsa ditengah situasi penjajahan Belanda bertekad bulat untuk Indonesia merdeka dengan menyatukan diri meninggalkan segala ego sektoral, primordial, dan lebel-lebel lain yang memisahkan. Diperlukan niat dan tekad sungguh-sungguh penuh keikhlasan untuk melakukan sesuatu saat ini dari para pemuda demi kemanfaatan besar di masa mendatang.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini

“Jika hari ini setelah 90 tahu yang lalu, kita dapat mengenang dan merasakan dasyatnya Sumpah Pemuda, apakah 90 tahun yang akan datang ada dari kita yang dapat dikenang anak cucu kita,?” tanya Menpora dalam pada kesempatan itu.

Sebagai kata kunci, masa depan bangsa terletak di pundak para pemuda yang didalamnya ada para mahasiswa. Terpenting, harus ada yang dikerjakan di hari ini agar dapat dirasakan manfaatnya pada hari-hari mendatang. Belajar di kampus saat ini, setidaknya melahirkan skripsi, tesis, desertasi, yang bisa dijadikan pedoman untuk para pemangku kepentingan.

“Contoh konkrit, saat saya menulis tesis S2 di Unpad, saya meneliti kebijakan Menpora yang kebetulan saya sendiri, tentang kebijakan pembekuan PSSI kala itu. Terjadi pertentangan batin, tetapi sebagai mahasiswa saya tetap obyektif, dan hasilnya banyak lahir regulasi turunan dari tesis itu untuk kebijakan-kebijakan bermanfaat di Kemenpora,” tambahnya. (R/Ais/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
MINA Sport
Indonesia