Jakarta, MINA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia harus mendorong penguatan kolaborasi dan sinergi riset.
Menteri Bambang mengatakan sinergi dan kolaborasi diperlukan untuk menciptakan berbagai hasil riset dan inovasi yang menjawab berbagai permasalahan bangsa dan membawa kemajuan bagi Indonesia.
“Sinergi dan kolaborasi riset merupakan kunci dalam kegiatan penelitian dan pengembangan,” kata Bambang saat pembukaan EURAXESS ASEAN European Research Day Indonesia (ERD) 2020 yang digelar secara daring, Senin (19/10).
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya mengapresiasi pelaksanaan European Research Day Indonesia (ERD) 2020, dimana membuka peluang baru bagi Indonesia untuk berkolaborasi dengan peneliti-peneliti dari sejumlah negara Uni Eropa.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Menteri Bambang menambahkan saat ini Indonesia tengah melirik proses pengembangan dan potensi kerja sama vaksin dari negara Uni Eropa.
“Sampai saat ini memang belum ada yang langsung kerja sama, tapi salah satu potensi vaksin mungkin juga berasal dari salah satu negara Uni Eropa, kami akan menguhubungi Diaspora Indonesia di negara Uni Eropa,” ungkap Menteri Bambang.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket mengatakan inisiatif kerja sama global membutuhkan banyak mitra, guna menawarkan solusi terhadap tantangan global tanpa mengenal batas negara.
Seperti saat ini pandemi COVID-19, Uni Eropa telah menginvestasikan € 458,9 juta dari program Horizon 2020 untuk penelitian dan inovasi yang secara khusus menangani pandemi ini.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Vincent Piket mengatakan, ke depannya penelitian yang dilakukan tak hanya terbatas pada sumber daya alam saja. Namun, akan ada banyak sektor selain sumber daya alam yang bisa diteliti lebih lanjut dengan tetap mempertimbangkan keberlanjutan dan nilai-nilai tertentu.
Dia menyatakan, Uni Eropa berkomitmen untuk mengatasi tantangan terbesar saat ini yaitu perubahan iklim.
Beberapa pekan lalu, Komisi Eropa baru saja meluncurkan peluang untuk mengajukan proposal melalui Kesepakatan Hijau Uni Eropa atau European Green Deal Call.
Peluang pendanaan melalui program Horizon 2020 ini menyediakan € 1 miliar untuk menanggapi krisis iklim.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
“Peluang pendanaan terbuka untuk kerjasama internasional dalam konteks Perjanjian Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut turut hadir peneliti perwakilan dari organisasi riset terkemuka, European Research Council (ERC) dari Jerman, Austria, Prancis, Belanda, Slovakia, Finlandia, dan Luksemburg yang akan akan memperkenalkan keunggulan Eropa di bidang penelitian, berbagai peluang pendanaan dan kerja sama penelitian.
Kesempatan penelitian tersebut terbuka bagi para peneliti, dosen dan akademisi dari berbagai bidang penelitian dan untuk seluruh Indonesia serta ASEAN.
Bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Uni Eropa menyelenggarakan European Research Days (ERD) 2020,bertemakan “Boost Your Research Career in Europe”.
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
Kegiatan yang difasilitasi oleh EURAXESS ASEAN ini menghadirkan rangkaian webinar mulai dari tanggal 19-26 Oktober 2020.(L/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea