Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menristek Minta Insinyur Perkuat Industri Manufaktur melalui Inovasi Teknologi

Rana Setiawan - Ahad, 4 Oktober 2020 - 17:32 WIB

Ahad, 4 Oktober 2020 - 17:32 WIB

4 Views

Jakarta, MINA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia harus lebih kompetitif di sektor manufaktur.

Oleh karena itu, Menteri Bambang mendorong para insinyur perkuat sektor manufaktur melalui inovasi teknologi.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Bambang dalam Webinar ITB-STEI ITB-IEEE “Digital Initiative 2020 IEEETalk: Mengoptimasi Digitalisasi Industri Manufaktur di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Industrial IoT,” Sabtu malam (3/10).

“Indeks daya saing inovasi Indonesia masih berada pada peringkat 85 dari 131 negara, posisi yang masih perlu kita tingkatkan dan menjadi tugas bersama berbagai pihak. Oleh karena itu kita harus dorong para insinyur terus berinovasi melalui riset dan pengembangan, teruama di sektor manufaktur,” jelas menteri Bambang.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Sektor manufaktur di Indonesia sendiri mengalami kemerosotan sejak mewabahnya virus corona pada Maret lalu. Kondisi ini disebabkan penurunan daya beli konsumen dan diperparah oleh beban input dari impor.

Menteri Bambang menyampaikan sektor manufaktur Indonesia perlu ditingkatkan secara signifikan dari sisi daya saing, dilihat dari kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang kian menipis.

“Meski manufaktur masih mendominasi PDB, tapi porsinya semakin lama, semakin menurun. Urgensi Indonesia untuk memperkuat sektor manufaktur itu sudah terjadi sejak tahun 90-an yang sifatnya labor intensif. Namun setelah krisis finansial Asia, tampaknya manufaktur kita mengalami penurunan kontribusi kepada PDB,” jelanya.

Kunci dari keberhasilan transformasi digital industri manufaktur di Indonesia adalah sumber daya manusia itu sendiri.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Berangkat dari sinilah mengapa beberapa tahun yang lalu Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Honeywell bekerjasama untuk membangun laboratorium belajar di masing-masing perguruan tinggi dan menghubungkan ketiganya via teknologi awan agar memungkinkan kolaborasi akademis terkait Industrial Internet of Things (IIoT).

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Jaka Sembiring;

Presiden Honeywell Indonesia-Filipina, Roy Kosasih; serta ​Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia, Prakash Chandran.(R/R1/P2)

 

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK