Menteri Energi Israel: Rute Gas Baru ke Eropa

London, 13 Dzulhijjah 1437/15 September 2016 (MINA) – Menteri Nasional Israel urusan Infrastruktur, Energi dan Sumber Daya Air Yuval Steinitz mengatakan, pengembangan ladang gas alam lepas pantai Leviathan setidaknya akan mencapai dua rute ekspor ke Barat.

Menteri Energi Steinitz berusaha untuk meyakinkan investor tentang lisensi eksplorasi lepas pantai proyek itu, MINA (Mi’raj Islamic News Agency) dari sumber Maritime Executive melaporkan.

“Israel akan kembali melanjutkan bisnis ini setelah beberapa tahun tertunda,” kata Steinitz pada sebuah acara di London baru-baru ini.

Penemuan gas utama Leviathan yang terletak di Laut Mediterania lepas pantai Israel selama tujuh tahun terakhir, membawa Israel ke dalam dunia hidrokarbon, tapi rintangan politik dan birokrasi telah menghalangi untuk eksplorasi.

“Secara umum peraturan tersebut tetap, dan kami juga menjamin jika pun ada perubahan, kami akan menjaga kerangka umum dan profitabilitas dari semua proyek,” katanya.

Kerangka peraturan baru menjamin Israel akan menerima 540 miliar meter kubik gas selama 35 tahun ke depan, dan setiap volume tambahan dapat diekspor, kata Steinitz.

Israel awalnya berencana untuk mengekspor gas itu ke negara tetangga seperti Yordania, Mesir dan .

Namun juga sekaligus membuat jalur alternative untuk mengakses pasar Eropa Barat, melalui terminal LNG yang ada di Mesir, jalur pipa Turki dan jalur pipa ke Yunani melalui Siprus.

“Semua dalam pemeriksaan serius dan kami sudah memiliki beberapa pembicaraan. Pada suatu hari nanti saya ingin membangun setidaknya dua, atau jika tidak tiga pilihan itu. Jika kami menemukan ladang baru proyek-proyek,” lanjut Steinitz.

Terutama adalah proyek pipa gas yang enghubungkan Israel dengan Turki, sebagai gerbang Eropa. Israel dan Turki baru-baru ini telah memperbaiki hubungan setelah ketegangan enam tahun. “Saya berharap untuk menyelesaikan pipa gas yang menghubungkan kedua negara dalam waktu tiga tahun”, imbuhnya.

Studi geologi awal menunjukkan bahwa itu adalah “sangat mungkin”, ia menambahkan.

Kesepakatan Turki-Israel

Kerjasama Turki-Israel atas eksplorasi gas Leviathan merupakan langkah baru menyusul normalisasi hubungan diplomatik kedua negara.

Menurut sumber Middle East Eye awal pekan ini menyebutkan, ladang gas alam ini memiliki potensi untuk mengubah hubungan luar negeri Israel dengan negara-negara tetangga seperti Turki dan Mesir.

Potensi ladang gas raksasa Leviathan diprediksi sekitar 16 triliun kubik dengan taksiran senilai 95 miliar dolar AS (sekitar Rp1.252 triliun). Sementara potensi gas alamTamar yang juga dikuasai Israel diperkirakan mengandung sekitar setengah dari itu.

Turki berkesempatan untuk melayani sebagai jaringan energi ke Eropa, yang juga dapat menyebabkan pengaruh lebih besar dalam kaitannya dengan kebijakan Uni Eropa di Timur Tengah dan pengaruh geo-strategis secara keseluruhan.

Dengan jalur pipa Trans-Anatolian di bawah konstruksi dari Azerbaijan dan Turki, normalisasi hubungan dengan Israel mempercepat terhadap diversifikasi pasar lebih lanjut.

Turki juga berpotensi lebih jauh dari negara-negara tetangganya seperti Mesir, Siprus dan Yunani, untuk membawa Israel bersedia melakukan transit gas melalui wilayah Turki.

Dengan kepentingan energi yang ada di Israel, Turki dilaporkan bersedia untuk memasang pembangunan pipa potensial senilai  2,5 miliar dolar AS (setara Rp32.9 triliun).

Bagi Israel sendiri, bergabung dengan klub eksportir energi seperti Turki akan berdampak pada pengembangan dari importir energi menjadi eksportir.

Sementara Turki memperoleh jalan leluasa bagi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Israel berencana untuk menawarkan 24 blok eksplorasi di wilayah laut dalam penawaran putaran yang diharapkan akan diluncurkan pada bulan November. (P4/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.