Tel Aviv, MINA – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengatakan dia akan mengundurkan diri dari pemerintahan jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghentikan rencana perubahan peradilan, Anadolu Agency melaporkan, Selasa(28/3).
Netanyahu mengadakan pembicaraan dengan anggota pemerintah koalisinya untuk membahas hambatan yang menhalangi penangguhan rencana perombakan yudisial yang kontroversial.
Setelah pertemuan selama berjam-jam, Netanyahu meninggalkan kantornya Senin (27/4) sore ke Knesset (parlemen Israel), ketika ribuan orang berdemonstrasi menentang perubahan yang direncanakan.
Menurut surat kabar Maariv, Netanyahu mengatakan, akan mengumumkan penangguhan pemeriksaan yudisial karena perselisihan di antara anggota koalisi.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Sementara itu, Ben-Gvir, ketua Partai Otzma Yehudit yang berhaluan kanan, mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintah jika perubahan yudisial dihentikan.
Menteri Kehakiman, Yariv Levin, juga mengancam akan mengundurkan diri, namun ia menyerukan penundaan pemungutan suara atas rencana kontroversial tersebut guna memberikan ruang dialog dengan pihak oposisi.
Ketegangan meningkat di seluruh Israel pada Ahad (26/3), setelah Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant karena seruannya untuk menghentikan rencana reformasi peradilan.
Menurut penyiar publik Israel, KAN, Gallant mengatakan dia akan tetap pada posisinya jika Netanyahu mencabut keputusan pemecatannya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Selain militer, perombakan peradilan yang direncanakan telah menarik protes publik besar-besaran selama berbulan-bulan, dengan para demonstran menyebut rencana itu sebagai perebutan kekuasaan oleh pemerintah.
Diadili karena korupsi, Netanyahu mengklaim bahwa rencananya akan meningkatkan demokrasi dan memulihkan keseimbangan antara cabang pemerintahan legislatif, eksekutif dan yudikatif. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza