Al Quds, 14 September 2014 M/ 9 Dzulqa’dah 1435 H (MINA) – Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya’alon, Selasa, menuduh Turki dan Qatar mendukung terorisme dengan memberikan dukungan untuk kelompok Palestina, Hamas.
“Masyarakat internasional seharusnya mencegah suatu negara mendukung terorisme, apalagi negara itu anggota PBB dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), seperti Turki,” kata Ya’alon dalam sebuah konferensi internasional yang diselenggarakan oleh sebuah Institute di Israel di Herzliya. Anadolu Agency melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Ia menegaskan bahwa markas operasi di luar negeri Hamas berada di Istanbul, di mana pemimpin senior Hamas, Salah Aruri berada di sana saat ini.
“Ketika kita berbicara tentang perang melawan teror, tidak bisa dilupakan peran sebuah negara yang mensponsori terorisme dan kegiatan teroris secara terang-terangan,” kata Ya’alon.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Sementara itu, Mantan Presiden Israel, Shimon Peres, melontarkan tuduhan kepada Qatar.
“Sanksi ekonomi harus diterapkan terhadap Qatar dan Turki karena dukungan mereka untuk teroris Hamas,” katanya.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) meluncurkan daftar negara-negara yang masuk dalam katagori teroris dan Israel menjadi salah satu negara teroris versi AS yang diluncurkan pada bulan lalu itu.
Israel dinilai menjadi negara teroris oleh AS atas serangkaian serangan ekstrim yang negaranya lakukan di Palestina. Israel menyangkal jika serangan yang negaranya lakukan adalah bagian dari terorime melainkan bagian dari gerakan nasionalisme.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Dalam daftar negara teroris yang dikeluarkan AS disebutkan jika alasan Israel dijadikan sebagai salah satu negara teroris didasarkan pada laporan Kantor PBB di bidang kemanusiaan. Dalam laporan dari kantor organisasi kemanusiaan PBB tersebut, Israel tercatat telah melakukan sebanyak 399 serangan ke Palestina.
Serangan tersebut mengakibatkan banyaknya warga sipil Palestina yang tewas serta properti-properti di negara tersebut seperti mesjid dan rumah ibadah lainnya. Laporan tersebut juga menyebutkan jika serangan ekstremis Israel ini merupakan kejahatan properti.
Tindakan kelompok ekstrim Israel yang berbau rasis dan agama pada warga Palestina juga menjadi alasan mengapa negara tersebut menjadi negara teroris versi AS. Seperti perusakan yang terjadi di masjid yang berada di Israel Utara bulan lalu. (T/P011/R03)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi