Baghdad, MINA – Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif tiba di Baghdad untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Irak membahas meningkatnya ketegangan antara negaranya dengan Amerika Serikat (AS).
Kunjungannya pada Sabtu (25/5) dilakukan sehari setelah AS mengumumkan pengerahan 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah, suatu perkembangan yang Zarif sebut “berbahaya”.
Sumber-sumber pejabat Irak mengatakan, di Baghdad, Zarif bertemu dengan pejabat-pejabat senior Irak, termasuk Perdana Menteri Adel Abdel-Mahdi membahas krisis dengan AS dan konsekuensi regionalnya.
“Irak berada dalam posisi yang sangat sulit karena pengaruh besar yang dimiliki Iran terhadap negara ini. Sejauh ini Irak adalah sekutu regional terbesar Iran, secara ekonomi, politik atau militer,” kata wartawan Al Jazeera Charles Stratford yang melaporkan dari Irak.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Namun Stratford menambahkan, beberapa pemimpin seperti ulama Irak Muqtada Al-Sadr “mengatakan bahwa siapa pun yang mencoba memicu segala jenis konflik politik atau ketidakstabilan di negara ini akan menjadi musuh rakyat Irak.”
Sementara itu, Ketua Parlemen Irak Mohamad Al-Halbousi mengatakan, Baghdad siap menengahi AS dan Iran jika diminta untuk melakukannya.
Komentar Al-Halbousi muncul hanya beberapa hari setelah Abdel-Mahdi mengungkapkan, Irak akan mengirim delegasi ke AS dan Iran dalam upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara. Irak mempertahankan hubungan dekat dengan kedua negara. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)