PADA era sekarang, menjaga hubungan keluarga atau silaturahim tidak selalu mudah. Kadang, kebaikan kita dibalas dengan pengabaian, bahkan luka. Hal itu menjadi ujian kesabaran.
Lalu, haruskah kita menyerah? Hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini memberikan jawaban tegas dan solusi penuh hikmah, tetaplah berbuat baik, karena di balik kesabaran itu ada pertolongan Allah yang luar biasa. Menyambung silaturahim di tengah luka, menjadi ujian kesabaran yang menghadirkan pertolongan Allah Ta’ala.
Salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada beliau,
يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ، وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ
Baca Juga: Keutamaan Menyampaikan Informasi Bencana dengan Prinsip Communication Risk
“Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku memiliki kerabat. Aku berusaha menyambung silaturahmi dengan mereka, namun mereka memutusnya. Aku berbuat baik kepada mereka, namun mereka tidak berbuat baik kepadaku. Aku bersabar dengan gangguan mereka, namun mereka menyakitiku.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ، فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
“Jika benar apa yang Engkau katakan, maka seakan-akan Engkau masukkan bara api ke mulut mereka. Dan pertolongan Allah akan terus-menerus bersamamu untuk mengalahkan mereka, selama Engkau bersikap seperti itu.” (HR. Muslim no. 6440).
Baca Juga: Mengenal Hydroclimate Whiplash, Tantangan dalam Memadamkan Kebakaran Hutan di Los Angeles
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini mengajarkan pentingnya menjaga silaturahmi, bahkan ketika hubungan itu tidak dibalas dengan baik.
Dalam konteks modern, pesan ini menjadi lebih relevan karena tantangan menjaga hubungan dengan kerabat semakin kompleks, terutama di era digital dan gaya hidup serba sibuk.
Hadis ini menjelaskan, seorang Muslim dituntut untuk tetap menjaga hubungan dengan kerabat meskipun menerima perlakuan yang buruk dari mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan penguatan bahwa tindakan ini memiliki dua dampak:
Bagi pelaku, ia mendapat pertolongan Allah selama terus bersabar dan berbuat baik.
Baca Juga: Membongkar Kebusukan Deklarasi Balfour: Sebuah Analisis Sejarah
Bagi pihak yang menyakiti, perbuatan baik dari kerabatnya ibarat “bara api” yang menyadarkan mereka atas perilaku buruknya.
Di era kekinian, ada berbagai tantangan baru dalam menjaga silaturahmi, seperti:
Individualisme yang Tinggi
Gaya hidup modern sering membuat orang sibuk dengan urusan pribadi, sehingga silaturahmi dengan kerabat terabaikan.
Baca Juga: Ketika Mitra Jadi Musuh, Bisakah Netanyahu Pertahankan Kekuasaan Setelah Perang?
Hadis ini mengingatkan pentingnya mendahulukan nilai kekeluargaan, meskipun sulit.
Perbedaan Pandangan
Perbedaan nilai, gaya hidup, atau bahkan pandangan politik sering kali memicu konflik dalam keluarga.
Pesan hadis ini adalah untuk tetap bersabar dan menunjukkan kebaikan, meskipun ada perbedaan.
Baca Juga: Sejarah Perjuangan Palestina, Melawan Penjajahan yang Tak Pernah Usai
Interaksi Digital
Media sosial memudahkan komunikasi, tetapi juga dapat menjadi sarana konflik. Sering kali, orang lebih mudah saling memutus hubungan melalui “unfollow” atau “block”.
Hadis ini mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah dalam menjalin silaturahmi, baik secara langsung maupun virtual.
Langkah Praktis Menjaga Silaturahmi
Baca Juga: Ternyata, Ini 10 Ciri Suami Sholeh dalam Pandangan Islam yang Sering Terlewatkan!
Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan:
Komunikasi Rutin
Gunakan teknologi untuk mengirim pesan, menelepon, atau melakukan panggilan video dengan kerabat, meskipun hanya sekadar menyapa.
Mengabaikan Konflik Kecil
Baca Juga: 13 Kesengsaraan Orang Kafir di Akhirat
Jangan membalas keburukan dengan keburukan. Sebaliknya, bersikaplah dewasa dan tetap berbuat baik, sesuai pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Memberi Tanpa Pamrih
Jika memiliki rezeki lebih, bantu kerabat yang membutuhkan tanpa mengharapkan balasan. Ini akan memperkuat ikatan keluarga.
Mendoakan Kerabat
Baca Juga: Indonesia Bergabung di BRICS, Apa Untung Ruginya?
Doakan mereka yang menyakiti agar Allah melunakkan hati mereka dan memberi kebaikan kepada mereka.
Mudahnya, hadis ini mengingatkan kita untuk terus menjaga silaturahmi meskipun menghadapi rintangan.
Di era modern, tantangan hubungan keluarga bisa datang dari berbagai arah, tetapi seorang Muslim sejati tetap dituntut untuk bersabar, berbuat baik, dan tidak memutuskan tali kekeluargaan.
Dengan bersikap demikian, kita tidak hanya mengikuti teladan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi juga memastikan pertolongan Allah senantiasa bersama kita. []
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-37] Berniat Baik dan Jelek, Namun Tak Terlaksana
Mi’raj News Agency (MINA)