Oleh: Ali Farkhan Tsani, Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Komite Olimpiade Israel OCI (The Olympic Committee of Israel) menyatakan pada Senin (11/8) bahwa Misha Zilberman (26) atlet bulutangkis warga negara Israel telah mendapatkan visa untuk masuk ke Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, setelah berulang kali ditolak.
“Indonesia akhirnya memberikan visa atlet Israel, setelah menunggu sekitar dua pekan di Singapura, untuk ke Jakarta mengikuti kejuaraan dunia bulutangkis,” bunyi pernyataan pada media Algemeiner.
Sekjen OCI, Gili Lustig mengatakan, Zilberman telah menunggu di Singapura selama dua pekan setelah membuat aplikasi visa awal enam bulan lalu.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Dia juga mengatakan, Federasi Bulutangkis Dunia BWF (The Badminton World Federation) telah campur tangan untuk memastikan Zilberman bisa mengamankan visa tersebut.
Hal itu yang membuat Ketua Kongres Yahudi Dunia, Robert Singer mengecam Indonesia yang mencampuradukkan olahraga dengan politik, jika tidak mengeluarkan visa masuk ke Jakarta.
Menurut Singer, kalau begitu, Indonesia ke depannya tidak layak dipertimbangkan sebagai tuan rumah kejuaraan olahraga tingkat dunia karena mencampuradukkan olahraga dengan politik.
“Jika keputusan ini ditegakkan (warga Israel tidak boleh masuk), itu akan merugikan posisi Indonesia di dunia, dan itu akan meningkatkan pertanyaan apakah ini adalah tempat yang tepat untuk mengadakan acara bergengsi tersebut,” kata Singer seperti dikutip dari Times of Israel.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Akhirnya, Senin (11/8), Zilberman pun terbang dari Singapura ke Jakarta didampingi ibunya, yang juga pemain bulu tangkis, serta dikawal Direktur CEO BWF World Championship 2015. Ia pun melenggang mengikuti kejuaraan bulutangksi yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada Selasa (12/8).
Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah olahraga dunia, di mana atlet dari Israel diperbolehkan masuk ke Indonesia melalui visa resmi pemerintah Indonesia.
Media Times of Israel memberikan laporan khusus bahwa kedatangan Warga Negara Israel dengan visa resmi ke Jakarta merupakan kemenangan besar.
Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman
“Bagi kami ini adalah kemenangan besar bahwa ia akan berada di sana. Dia sebagai Duta Olahraga Israel,” ujar Lustig, Sekjen Olimpiade Israel.
Media lainnya, The Jerusalem Post, menyebutkan, “Our victory…. and your victory is the fact that you will be playing in Indonesia. Anything you manage to achieve beyond that will be a bonus,” komentarnya.
Pejabat Kongres Yahudi (The World Jewish Congress) menyambut baik keputusan untuk memungkinkan akses warganya datang ke Indonesia. Kongres Yahudi mengatakan atlet yang lolos ke event internasional harus diizinkan untuk bertanding terlepas dari kebangsaan mereka.
Sementara, petugas Imigrasi di Indonesia belum mengomentari laporan tersebut. Indonesia, negara mayoritas Muslim yang paling padat penduduknya di dunia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah
Warga Negara Israel yang ingin mengunjungi negara Asia Tenggara harus mendapatkan visa khusus di Bangkok atau Singapura, setelah mendapatkan surat sponsor dari pejabat Indonesia.
Misha Zilberman sendiri, walau langsung kalah pada pertandingan pertama di Jakarta, Selasa (12/8) dikalahkan oleh pemain Taipei, Hsu Jen Hao, ia mengatakan bangga mewakili Israel.
Di jejaring sosial, ia mengungkapkan rasa terima kasihnya atas upaya yang sebelumnya tertunda beberapa waktu untuk mendapatkan visa masuk ke Jakarta, akhirnya disetujui.
“Terima kasih banyak untuk semua orang yang mendukung perjuangan sayamelalui politik olahraga politik,” katanya.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Beragam komentar mengikuti foto yang ia unggah hari ini, di antaranya dari Imelda Rufini, yang mengomentari, ”Welcome Misha, I’am, Indonesia people”. (Selamat datang Misha, saya warga Indonesia).
Pengguna atas nama Peter James mengomentari kekalahan pada pertandingan pertama Misha, “Next time Misha… Don’t give up smile”.(Lain kali Misha… jangan menyerah).
Wulan Wahyuning Ratri turut menanggapi, “At least you did your best”. (Setidaknya Anda sudah melakukan yang terbaik).
Dafner Siagian menimpalinya, “Welcome to Indonesia Misha. Enjoy the hospitality the people of Indonesia. Hope our countries will establish a diplomatic relationship”. (Selamat Datang di Indonesia Misha. Nikmati keramahan masyarakat Indonesia. Berharap negara kita akan membangun hubungan diplomatik).
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Beragamnya komentar yang mengucapkan selamat datang kepada Misha menunjukkan bahwa ternyata banyak juga yang setuju atlet Israel itu masuk ke Indonesia, dengan alasan ini khan hanya olahraga.
Dipersoalkan secara Konstitusi
Kehadiran pebulutangkis asal Israel di kejuaraan bulu tangkis internasional di Istora Senayan Jakarta mengundang tanda tanya. Namun Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia mengatakan, Indonesia merupakan tuan rumah acara ini sehingga harus menerima semua anggota kompetisi.
Juru bicara Kemenlu Arrmanantha Nasir mengatakan, dalam kasus kejuaraan bulutangkis ini, Indonesia bertindak sebagai tuan rumah. Sehingga menurutnya, sebagai tuan rumah Indonesia mau tak mau harus menerima semua peserta kejuaraan.
Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global
“Lolosnya pebulutangkis asal Israel murni karena Indonesia sebagai tuan rumah dan tak mencerminkan sikap diplomatik Indonesia”, ujarnya.
Sementara itu, anggota DPR Sukamta mengatakan, pemberian visa kepada Misha Zilberman tidak sesuai dengan konstitusi dan semangat bangsa Indonesia yang cinta kemerdekaan dan anti penjajahan.
“Pemberian visa untuk bertanding di Jakarta dalam ajang Kejuaraan Dunia juga akan menciderai semangat bangsa kita yang anti penjajahan dan cinta kemerdekaan,” kata Sukamta.
Ia memaparkan penjajahan dan pendudukan Israel terhadap Palestina sudah jelas bertentangan dengan dasar negara Indonesia. Israel telah melakukan penjajahan dengan menganeksasi wilayah Palestina. Karenanya Indonesia sejak awal merdeka hingga sekarang tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Bahkan, lanjutnya, Indonesia tidak mengakui Israel sebagai negara. Sehingga tidak mungkin pula bagi kita untuk berhubungan dengan Israel dalam hal lain yang membawa nama negara seperti ajang kompetisi olahraga bulu tangkis ini.
Ia mencontohkan pada 1957, tim nasional Indonesia lolos di zona Asia dan tinggal berhadapan dengan Israel untuk bisa ikut ke Piala Dunia tahun 1958 di Swedia. Namun, pada saat itu, Indonesia menolak untuk bertanding di Jakarta atau Tel Aviv.
“Indonesia akhirnya mengundurkan diri setelah permintaannya untuk bertanding di tempat netral ditolak FIFA,” ujarnya.
Tahun 1962, Presiden RI Bung Karno mengusir atlet Israel dari Asian Games. Bahkan Bapak Proklamator pernah mengatakan, ‘Dan untuk Israel, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel’”.
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
Sementara itu, anggota DPR lainnya, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, menyatakan, pemberian visa kepada atlet bulutangkis asal Israel Misha Zilberman untuk bermain di Jakarta merupakan kesalahan kedua pemerintah.
“Ini kejadian berulang setelah keberadaan warga Israel di Tolikara,” katanya.
Ia kecewa dengan sikap pemerintah yang memberikan visa bagi Zilberman. Sebab, Indonesia dan Israel tidak menjalin hubungan bilateral. “Saya menyesalkan kejadian ini,” ujarnya.
Sebagai angota Badan Legislatif (Baleg) mewakili aspirasi masyarakat, Mahfudz mendesak kepada pemerintah supaya menjelaskan mengenai pemberian visa kepada atlet dari Israel tersebut.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
“Pemberian visa kepada pemain bulu tangkis dari Israel itu harus dijelaskan oleh pemerintah kepada masyarakat,” tegas Mahfudz.
Sebab, menurut Mahfudz jika tidak ada dalam pertandingan itu yang bersifat perorangan atau pribadi. Pastinya yang bersangkutan mewakili atau membawa negaranya yaitu Israel.
“Tidak ada pertandingan yang bersifat perorangan. Pasti yang bersangkutan mewakili negaranya,” kata Mahfudz.
Mahfudz menilai pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengerti dan tahu mengenai peristiwa tersebut. Dan, lanjutnya, ketidaktahuan pihak Kemenlu menunjukkah tidak adanya koordinasi yang baik antara pihak imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhumham) dengan pihak Kemenlu.
“Itu ketidaktahuan pihak Kemlu hanya menunjukkan tidak adanya koordinasi yang baik antara pihak imigrasi, pihak Kemenkumham dengan pihak Kemenlu,” papar Mahfudz.
Menurut Mahfudz peristiwa tersebut sama seperti masuknya (keberadaan) warga Israel di wilayah Tolikara yang tidak menjadi perhatian pemerintah.
“Ini kejadian berulang setelah keberadaan warga Israel di Tolikara.Jadi, karena ini wewenang pemerintah maka masyarakat harus menanyakan hal itu kepada pemerintah,” pungkas Mahfudz
Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) mendesak pemerintah Jokowi untuk mengusir atlet Israel, Misha Zilberman, dari Indonesia sebagaimana yang pernah dilakukan Bung Karno, tahun 1962. Bukan malah memberikan visa kepadanya.
“Kami menolak keras kehadirannya, karena bertentangan dengan hati nurani dan Konstitusi Negara yang menyatakan bahwa Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka segala penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”, ujar Ketua KISPA, Ferry Nur.
Ia juga mendukung DPR dan Tokoh Umat untuk mengusut tuntas pemberi izin masuk atlet penjajah Israel ke Indonesia, dan memberikan sanksi sebagai efek jera, karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan penjajah Israel.
“Meyerukan kepada ormas Islam dan komponen bangsa untuk bersatu dan meningkat kewaspadaan terhadap kaki tangan penjajah yang akan merusak NKRI,” paparnya.
Peneliti INSIST Dr. Adian Husaini pun iku bicara, “Beginikah martabat umat Islam dan bangsa Indonesia yg beradab dan berdaulat? Tahun 1962, Bung Karno mengusir atlet Israel dari Asian Games. Karena Israel merupakan negara penjajah. Hingga kini, Israel tetap negara penjajah dan penindas HAM,” ujar Adian.
Ia beraslan, beberapa hari lalu, tentara Zionis Israel menyerbu Masjid Al-Aqsha. Belum lama pula, saat Idul Fithri lalu, umat Islam yg sedang shalat diserbu gerombolan Kristen ZIONIS, kelompok GIDI di Papua
“Luka di atas luka umat Islam dan bangsa Indonesia belum lagi sembuh, kini atlet Israel diberi visa untuk masuk Indonesia. Padahal belum lama kita peringati 50 tahun KAA Bandung, yang jiwa KAA 1955, itu adalah semangat Anti-Zionisme,”tulisnya.
Menurutnya, Zionisme ditetapkan sebagai ‘The blackest imperialism’ di abad ke-20. Pembukaan UUD 1945 dengan tegas juga menyatakan, Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka segala penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
Lainnya, Front Pembela Islam (FPI) meminta kepada Pemerintah Indonesia bertanggungjawab atas masuknya atlet bulu tangkis asal Israel bernama Misha Zilberman dalam kejuaraan bulu tangkis dunia di Indonesia.
Komandan Laskar FPI, Jafar Shodiq mengatakan, jika memang Pemerintah tak merasa mengeluarkan rekomendasi atas visa Misha maka pemerinta harus mendeportasinya.
“Kita negara berdaulat, negara yang merdeka, kalau tida ada izin ya didepotasi,” tegas Jafar.
Wakil Sekretaris Jenderal FPI ini mengaku aneh mengapa atlet asal Israel bisa masuk ke Indonesia yang notabanenya tidak punya hubungan diplomatis. Sebab dengan alasan apapun Pemerintah tetap tidak boleh memberikan izin kepada atlet Israel untuk masuk ke Indonesia.
“Ini lemparan tanggung jawab, namanya main-main, nanti semua akan lempar dan kesalahan.Kalau kita mau konsisten, kita harus tegakkan hukum bernegara,” tegasnya.
boikot-israel.jpg">boikot-israel.jpg" alt="boikot israel" width="250" height="263" />Justru Boikot Israel
“Tidak layak ke Indonesia karena negaranya Israel sebagai penjajah Palestina dan Al-Aqsha. Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia juga harus punya nyali,” komentar Urai Helwan Rusli, aktivis Aqsa Working Group (AWG) Indonesia.
Nyali pemerintah bukan dengan mempersilakan memberikan visa, tetapi justru mencegahnya dan memboikotnya. Apalagi Indonesia, dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Tentu kebijakan pembolehan hanya melukai perasaan umat Islam.
“Ya, aksi boikot justru yang harus terus disuarakan, dan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari jihad pembebasan Al-Aqsha,” ujar Urai Helwan.
Justru aksi boikot lah yang merupakan langkah solidaritas efektif untuk menekan Israel agar tidak terus menindas sesama manusia. Kalau tidak berhenti menindas, maka Israel akan dikucilkan di dunia internasional, dengan boikot ekonomi, akademis, termasuk olahraga, bukan malah diberi tempat.
Urai Helwan justru mempertanyakan kemungkinan adanya hidden agenda, sekaligus juga test case terhadap kegarangan Indonesia yang dulu tampak ternyata sekarang segitu.
“Kita harus waspada,” paparnya.
Harian Israel sendiri Maarif, menyebutkan, adanya gerakan 28 negara Uni Eropa yang memberikan tekanan baru terhadap Israel melalui aksi pemboikotan produk-produk permukiman ilegal Israel, membuat negaranya beroikir ulang untuk melakukan perluasan pembangunan ilegak di tanah Palestina.
Bahkan di Amerika Serikat sendiri, Dewan Nasional Asosiasi Studi Amerika (The National Council of the American Studies Association/ASA) menyepakati untuk melakukan gerakan boikot akademik terhadap Israel.
Resolusi ASA memutuskan hubungan dengan lembaga-lembaga Israel, mengingat adanya pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukannya.
Direktur ASA, Curtis Marez menyatakan, boikot merupakan cara terbaik untuk melindungi dan memperluas kebebasan akademik dan akses pendidikan akademisi Palestina.
“Ini sebagai gerakan solidaritas terhadap Palestina,” ujarnya.
Resolusi juga menyatakan, sanksi boikot akademik terhadap Israel ini akan terus berlangsung sampai hak-hak Palestina dipenuhi sesuai hukum internasional.
Gerakan boikot akademik pernah dilontarkan juga oleh fisikawan dunia Prof. Stephen Hawking, yang memutuskan untuk tidak menghadiri suatu konferensi yang diadakan di Israel.
Fisikawan asal Inggris itu menarik diri dari konferensi yang diselenggarakan Presiden Israel Shimon Peres pada Juni 2013.
Boikot Olahraga
Tahun 2014, pesepakbola top Mesir Mohamed Aboutrika malah menolak undangan tampil satu lapangan dengan pesepakbola Israel Yossi Benayoun.
Waktu itu, Aboutrika diundang Paus Fransiskus untuk tampil pada sebuah pertandingan sepakbola untuk perdamaian di Stadion Olimpico, Roma, 1 September 2014. Laga uji coba ini bertujuan untuk menyatukan orang-orang dengan agama berbeda.
Sejumlah pesepakbola dengan agama berbeda-beda diundang untuk tampil seperti Roberto Baggio (Buddha), Zinedine Zidane (Islam), Benayoun (Yahudi) hingga Lionel Messi (Katolik).
Namun, kehadiran Benayoun di laga tersebut membuat Aboutrika menolak tampil. Seperti dilansirKingfut, pemain yang dikenal sebagai Muslim yang taat itu tidak mau bekerja sama dengan Zionis dan dia mencoba memberi contoh kepada generasi lain.
“Ini adalah foto undangan pertandingan yang saya tolak karena keikutsertaan negara Zionis,” tulis Aboutreika melalui Twitter.
Ia tetap pada nyalinya, walaupun mendapat kecaman dari Israel mengingat pemain lain dari seluruh dunia sudah setuju ikut serta.
Aksi boikot terhadap pemain Israel, juga pernah dilakukan Cristiano Ronaldo, pemain sepakbola terbaik dunia, ikon Real Madrid, tahun 2013. Kali ini negaranya, Portugal, memang satu lapangan dengan lawannya Israel.
Seperti lazimnya seusai pertandingan, Ronaldo tidak mau bertukar kaos dengan pemain Israel, walau pemain lainnya saling menukar kaos. Dia malah berjalan melewati pemain Israel yang sudah mencopot jersey timnas dengan harapan bisa bertukar dengan CR7.
Alasannya? “Saya ini sekarang berada di bumi Palestina!” tulisnya di jejaring sosial.
Indonesia Malah Diblokir ke Israel
Kalau atlet badminton itu memeroleh visa resmi masuk ke Indonesia, tetapi sebaliknya mengapa pejabat Indonsia malah diblokir tidak boleh masuk ke kawasan Israel?
Hal ini terjadi pada Makarim Wibisono (68 th), yang mendapat mandat khusus sebagai Pelapor Khusus PBB tentang Hak Asasi Manusia di wilayah Palestina, sejak Juni 2014.
Makarim warga negara Indonesia ini malah diblokir oleh Israel tidak boleh masuk ke Palestina. Hal itu seperti dilaporkan Kementerian Luar Negeri Palestina pada Selasa (9/6/2015), yang mengecam keputusan Israel untuk menolak Pejabat PBB tentang hak asasi manusia asal Indonesia, Makarim Wibisono, memasuki wilayah Palestina.
Padahal seperti disebutkan Kantor Berita WAFA, Kemenlu Palestina menegaskan pentingnya pejabat PBB asal Indonesia itu dalam mengungkap pelanggaran HAM Israel.
Pernyataan menambahkan, pihaknya telah mengirim undangan terbuka untuk semua Pelapor khusus PBB untuk bertindak dalam yurisdiksi mereka dan menindaklanjuti situasi kemanusiaan di Palestina yang dijajah tersebut.
Sebelumnya, The Times of Israel melaporkan, Makarim Wibisono termasuk orang yang ditolak pihak Israel untuk menduduki jabatan pelapor khusus (special rapporteur) tersebut.
Media Israel menyebut Makarim dalam laporan khusus berjudul, “Outspoken Israel critic set to replace Falk as UN monitor”. (Suara keras Israel atas penetapan pengganti Falk sebagai Pengamat PBB). Richard Falk yang dimaksud adalah, pejabat sebelumnya, seorang akademisi dari Amerika Serikat.
“Akademisi Amerika disisihkan karena tekanan Arab yang menghendaki memberikan pos bergengsi mengenai HAM Palestina itu kepada utusan Indonesia,” tulis media Israel.
Penutup
Hati-hati, waspada, ketegasan sikap, ada nyali besar, serta untuk menjaga perasaan mayoritas umat Islam Indonesia serta wujud kepedulian dan solidaritas terhadap perjuangan bangsa Palestina, kiranya menjadi pertimbangan lebih tinggi dan mulia daripada sekedar bermain olahraga.
Semoga tidak terjadi lagi, bukan hanya dalam visa untuk pemain olahraga, juga visa dalam bidang lainnya bagi warga Israel yang hendak ke Indonesia. (T/P4/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)