Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyusuri Jejak Perjalanan Islam di Uzbekistan

Rendi Setiawan - Senin, 29 April 2024 - 00:09 WIB

Senin, 29 April 2024 - 00:09 WIB

55 Views

Oleh Rendi Setiawan, Wartawan Kantor Berita MINA

Uzbekistan, sebuah negara yang dipenuhi warisan budaya dan sejarah yang kaya, memiliki akar Islam yang dalam dan penting. Perjalanan Islam di Uzbekistan tidak hanya mencerminkan pencapaian keagamaan, tetapi juga mencerminkan aspek budaya, ekonomi, dan sosial yang memengaruhi masyarakat Uzbekistan saat ini.

Sejarah Islam di Uzbekistan dimulai oleh nenek moyang modern Uzbek pada abad 8 Masehi. Saat itu orang-orang Arab mulai memasuki Asia Tengah. Sebelumnya Islam hanya ada di bagian selatan dari Turkestan kemudian mulai menyebar ke arah utara.

Pada abad 9 masehi dan 10 masehi, daerah ini menjadi bagian dari Kesultanan Samaniyah, yang memainkan peran penting dalam mengukuhkan Islam di wilayah ini. Di bawah pemerintahan Samaniyah, Uzbekistan berkembang sebagai pusat intelektual dan keagamaan, dengan pembangunan masjid, madrasah, dan pusat-pusat keilmuan.

Baca Juga: Palestina Memanggilmu, Mari Bersatu Hapuskan Penjajahan

Kemudian, pada abad 14 masehi, wilayah Uzbekistan menjadi bagian dari Kekaisaran Timurid yang dipimpin oleh Tamerlane. Meskipun Tamerlane dikenal karena penaklukannya yang luas, dia juga melindungi dan mendukung para ulama Islam serta membangun masjid dan madrasah. Di bawah kekuasaannya, karya seni dan arsitektur Islam mencapai puncak keemasannya.

Pada awal abad 20 masehi, Uzbekistan menjadi bagian dari Uni Soviet, yang mempengaruhi praktik keagamaan di wilayah ini. Kebijakan ateisme negara dan represi terhadap agama membuat praktik keagamaan menjadi sulit. Banyak masjid dan pusat keagamaan diubah menjadi gedung sekuler atau ditutup.

Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Uzbekistan menyaksikan kebangkitan Islam, di mana praktik keagamaan kembali diizinkan dan masjid-masjid yang ditutup dibuka kembali. Pemerintah Uzbekistan secara resmi mengakui Islam sebagai bagian penting dari warisan budaya dan sejarah negara.

Negeri yang bertahun-tahun di bawah kekuasaan Uni Soviet dan baru memerdekakan diri pada 1991 ini merupakan tempat lahir lebih dari 50 ulama besar Dunia Islam dalam berbagai bidang ilmu keislaman dan ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Korupsi, Virus Mematikan yang Hancurkan Masyarakat, Ini Pandangan Islam dan Dalilnya!

Di negeri yang pernah menjadi pusat peradaban Islam masa lalu ini lahir para ahli hadis seperti Imam Al-Bukhari, Imam At-Tirmidzi, Imam Ad-Darimi, Imam Al-Hakim. Di negeri ini, lahir pula ahli tafsir Al-Qur’an seperti Az-Zamakhsyari, An-Nasafi, dan lain-lain.

Uzbekistan juga melahirkan ulama yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, baik filsafat, kedokteran, maupun matematika, antara lain: Ibnu Sina dan Al-Khawarizmi.

Sementara dalam bisang tasawuf, negeri ini melahirkan Al-Kalabazi, penulis kitab tasawuf terkenal. Negeri di kawasan Asia Tengah ini juga melahirkan banyak tarekat, yang paling terkenal adalah Tarekat An-Naqsyabandiyah.

Ahli Sejarah Nusantara, Rizal Mummaziq Z dalam bukunya Jejak Ulama Uzbekistan di Nusantara mengungkapkan, ulama-ulama asal Uzbekistan terlibat pada masa islamisasi di Indonesia, sekitar abad 14 masehi.

Baca Juga: Inilah Tanda Orang Baik, Inspirasi dari Kisah Nabi Musa Belajar kepada Khidir

Di Jawa, dikenal tokoh penyebar Islam pada abad 14 masehi yang berasal dari Samarkand, yaitu Syekh Asmorokondi (As-Samarqandi) yang dimakamkan di Tuban, Jawa Timur. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia merupakan sesepuh para wali di Jawa, ayah dari Sunan Ampel.

Selain itu, diceritakan bahwa Syekh Jumadil Kubro, yang disebutkan sebagai ayahnya Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak, berasal dari Uzbekistan. Sayangnya hingga saat ini, tidak banyak ditemukan sumber-sumber sejarah tentang kedua tokoh tersebut kecuali dari bukti arkeologis berupa nisan makamnya yang saat ini sangat ramai diziarahi.

Hari ini, Islam tetap menjadi salah satu aspek paling penting dalam kehidupan masyarakat Uzbekistan. Mengutip Pew Research Center, populasi Muslim di Uzbekistan mencapai 96,3 persen, dengan mayoritas mengidentifikasi diri sebagai Sunni. Masjid-masjid, madrasah, dan pusat keagamaan lainnya memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya, serta dalam pendidikan agama.

Namun demikian, Uzbekistan juga mengalami perkembangan modern dalam hal agama. Pendidikan agama semakin terstruktur, dan lembaga-lembaga pendidikan Islam modern mulai bermunculan. Sementara tradisi Islam yang kaya tetap dihormati, masyarakat juga menavigasi antara warisan budaya tradisional dan pengaruh global modern.

Baca Juga: Begini Cara Mengucapkan Aamiin yang Benar dalam Shalat Berjamaah Menurut Hadits

Sejarah Islam di Uzbekistan merupakan cerminan dari perjalanan panjang bangsa ini, yang dipenuhi dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Meskipun mengalami masa-masa di mana praktik keagamaan dibatasi, Islam tetap menjadi bagian penting dari identitas Uzbekistan. Dari masa lalu yang agung hingga kehidupan modern, Islam terus memainkan peran yang kritis dalam membentuk wajah dan jiwa Uzbekistan saat ini.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Salam Es Teh

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Khadijah
MINA Health
Kolom
Palestina
Indonesia
Indonesia