Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MER-C: Dunia Tidak Boleh Diam Menanggapi Rencana Aneksasi oleh Israel

Insaf Muarif Gunawan - Rabu, 27 Mei 2020 - 16:47 WIB

Rabu, 27 Mei 2020 - 16:47 WIB

0 Views

Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad (kiri). (Foto: Dok. MINA)

Jakarta, MINA – Ketua Presidium lembaga kegawatdaruratan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dr. Sarbini Abdul Murad menyeru dunia agar tidak diam menanggapi rencana aneksasi Israel terhadap wilayah Palestina di Tepi Barat.

Dr. Ben, sapaan akrabnya, menegaskan, dunia harus melakukan sesuatu agar Israel tidak melanjutkan rencana ini, sehingga jalan menuju solusi dua negara dapat berlangsung dengan damai.

“Aneksasi merupakan pelanggaran terhadap hukum-hukum internasional. Dunia tidak boleh diam. Dunia harus berbuat sesuatu agar Israel tidak melanjutkan rencana ini sehingga jalan menuju solusi dua negara dapat berlangsung dengan damai. Jika tidak, solusi dua negara akan porak poranda dan perundingan damai yang telah dimulai bertahun-tahun akan menjadi sia-sia tak berbekas,” katanya dalam peryataan pers MER-C yang diterima MINA, Rabu (27/5).

Menurutnya, Israel menggunakan momen pandemi untuk menganeksasi Tepi Barat.

Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina

“Di kala negara-negara di dunia tengah disibukkan dengan berbagai masalah akibat pandemi, Israel melakukan aneksasi Tepi Barat,” ujarnya.

Ia menjelaskan, aneksasi merupakan bagian dari rencana perdamaian Timur Tengah untuk perdamaian Israel – Palestina atau yang disebut “Kesepakatan Abad Ini” oleh Presiden AS Donald Trump yang diumumkan pada 28 Januari lalu. Ini merujuk ke Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, rencana perdamaian Timur Tengah yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump merupakan pondasi aneksasi secara de facto.

Netanyahu menetapkan diskusi kabinet terkait rencana aneksasi Tepi Barat dan Lembah Yordan akan dimulai pada 1 Juli mendatang.

Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah

Dr. Ben berharap, Indonesia sebagai negara pendukung sejati Palestina dan sebagai negara terpandang di dunia Islam memaksimalkan perannya.

“Indonesia harus memaksimalkan perannya. Indonesia harus aktif melobi Uni Eropa dan Rusia untuk memberikan tekanan kepada Israel agar tidak melanjutkan langkah-langkah ilegal tersebut,” pungkasnya.

MER-C juga aktif membantu perjuangan rakyat Palestina antara lain dengan menginisiasi pembangunan dan mengoperasikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, malahan saat ini sedang membangun tahap kedua untuk menanggapi kebutuhan pelayanan kesehatan warga setempat. (R/R8/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan  

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Kolom
Indonesia
Indonesia
Palestina
Indonesia