Jakarta, MINA – Lembaga Kegawatdaruratan Medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) kembali memberangkatkan tim medis ke Gaza, Palestina pada Kamis (23/1) lalu.
Keberangkatan kali ini adalah tim yang ke-7 sejak misi pertama selama agresi Zionis Israel ke Gaza Oktober 2023 lalu.
Tim terdiri atas empat orang relawan yaitu 2 dokter spesalis penyakit dalam dr. Hadiki Habib dan dr. Ni Nyoman Indirawati Kusuma, satu dokter spesialis bedah saraf dr. Eka Budhi Satyawardhana serta satu perawat Puren Prasetiyadi, yang diberangkatkan dari Jakarta untuk bertugas di Jalur Gaza.
Ketua Presidium MER-C yang juga menjadi Ketua Tim EMT ke-7 dr. Hadiki Habib mengatakan, rencananya, Tim EMT MER-C ke-7 ini akan bertugas selama satu setengah bulan di Jalur Gaza.
Baca Juga: Prof Amany Lubis Serukan Solidaritas Global Bangun Rumah Sakit Ibu dan Anak Indonesia di Gaza City
“Tugas kita kali ini adalah melakukan pelayanan kesehatan di wiayah Gaza, khususnya di pelayanan medis perawatan pasca perang dan perawatan kasus trauma, serta kemudian menjajaki kemungkinan rencana rehabilitasi RS Indonesia di Gaza Utara,” ujarnya.
Hadiki Habib juga berharap, dengan situasi yang saat ini relatif dianggap lebih baik, mobilisasi bisa lebih mudah sehingga proses komunikasi dan koordinasi bisa lebih cepat.
“Kita sama-sama berdoa agar situsasi ini dapat terus bertahan dan semakin baik, sehingga masyarakat yang mengalami krisis kemanusiaan di Jalur Gaza bisa mendapatkan bantuan yang seharusnya.”
Keberangkatan tim tersebut juga sekaligus penjajagan kemungkinan melakukan rehabilitasi Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza utara.
Baca Juga: MUI Dukung Penuh Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Indonesia di Gaza City
Situasi di Gaza saat ini sudah terjadi gencatan senjata. Namun belum ada jaminan keamanan bagi tim medis karena Zionis sering sekali melanggar janji gencatan senjata. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendiktisaintek Ajak Masyarakat Terapkan Budaya Saintifik untuk Kemajuan Indonesia