Padang, MINA – Lembaga medis kegawatdaruratan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) kembali mengirimkan dua tim relawan ke lokasi bencana banjir dan longsor di Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).
Menurut laporan yang diterima MINA pada Senin (11/3), Tim MER-C Cabang Padang yang diketuai Dr. dr. Yusri Dianne Jurnalis, SpA(K) bersama Ir. Zirma Juneldi, MSi, Isra Monalisa, S.Psi dan Furqon berangkat lebih dulu menuju lokasi dengan membawa berbagai bantuan logistik dan obat-obatan. Kemudian menyusul Tim MER-C Cabang Medan yang terdiri dari 9 orang relawan medis.
Sementara tim yang diterjunkan membawa bantuan logistik berupa air mineral, kasur matras, selimut, mantel hujan, serta bahan makanan seperti beras, mie instan, minyak goreng, gula, cabe, ikan asin, kentang, teh dan minuman serta biskuit.
“Kabupaten Pesisir Selatan, merupakan daerah paling terdampak, di mana posko MER-C didirikan di Nagari Lubuk Nyiur, yang sekaligus menjadi posko pengobatan,” kata dr Riri.
Baca Juga: Jelang Nataru, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman
Ia menuturkan, perjalanan menuju lokasi bencana sempat terhambat macet selama tiga jam di Barung-barung, Belantai dan Duku.
“Tadi malam sudah ada yang sakit dan minta obat, kami sampai di Posko setelah maghrib. Pagi ini mulai jam 9 kami buka posko pengobatan dan pembagian logistik berupa beras, gula, minyak, biskuit, air mineral, selimut, matras untuk tidur, dan lainnya,” ujar dr. Riri.
Ia mengungkap, karena jembatan putus dan belum ada bantuan logistik dari Pemerintah, sedangkan banyak kasur dan beras warga terendam air maka bantuan bagi yang membutuhkan segera dibagikan oleh Tim MER-C.
“Saat ini air PDAM mati dan jarang penduduk yang memiliki sumur jadi ketersediaan air bersih sangat terbatas,” jelas dr. Riri.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Salah satu daerah, Lubuk Nyiur Batang Kapeh, terisolir karena akses jalan keluar hanya bisa jalan kaki atau menggunakan motor akibat jembatan putus
“Air bersih sulit didapat, saat ini pemerintah fokus pembersihan lumpur dan jalan yang rusak oleh banjir,” katanya.
Selain banjir, hujan lebat juga memicu terjadi tanah longsor. BPBD setempat menyebutkan material longsor telah menghambat akses jalan.
Sementara BNPB mencatat setidaknya 26 orang warga meninggal dunia 11 lainnya masih dilaporkan hilang akibat banjir dan longsor yang melanda 9 kabupaten 3 kota di Sumbar pada Kamis (7/3) lalu.
Baca Juga: Jusuf Kalla Kembali Terpilih Jadi Ketum PMI
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, telah menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir bandang selama 14 hari terhitung sejak 8 Maret 2024. (L/R5/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Senin Ini, Sebagian Berpotensi Hujan Ringan