Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MER-C: Konflik Palestina dan Israel Bukan Konflik Agama, Melainkan Penjajahan

sri astuti - Rabu, 6 Desember 2023 - 12:33 WIB

Rabu, 6 Desember 2023 - 12:33 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad, Rabu (6/12); mengatakan, konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel saat ini bukan konflik agama antara Islam dan Yahudi melainkan penjajahan dan penindasan.

Hal itu ia katakan menanggapi insiden kekerasan yang terjadi di Bitung, Sabtu (25/11) oleh Laskar Manguni terhadap Barisan Solidaritas Muslim (BSM) sehingga menyebabkan seorang peserta BSM yang tengah mengikuti Aksi Bela Palestina meninggal dunia.

Sarbini mengatakan, apa yang dilakukan oleh Laskar Manguni adalah sebuah bentuk kesalahan literasi dalam memahami konflik Palestina dan Israel.

“Perlu dipahami bahwa konflik Palestina dan Israel bukan merupakan konflik agama. Ini bukan konflik antara Islam dan Yahudi. Ini adalah masalah penjajahan dan penindasan. Bangsa Palestina saat ini mengalami penjajahan dan penindasan oleh zionis Israel. Mengibarkan bendera Israel dan insiden kekerasan dan yang dilakukan Laskar Manguni hingga mengakibatkan adanya korban jiwa adalah bentuk kesalahan literasi dalam memahami konflik ini,” ujar Sarbini.

Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan

Lebih lanjut Sarbini menyampaikan, menaikkan bendera Israel yang dilakukan oleh Laskar Manguni adalah bentuk dukungan terhadap penjajahan. Menurutnya, hal ini adalah tindakan pelanggaran dan pengkhianatan terhadap konstitusi negara Indonesia.

Sebaliknya, membela Palestina adalah wujud tanggung jawab terhadap konstitusi dan sejarah. Tanggung jawab konstitusi karena termaktub dalam pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Tanggung jawab sejarah karena Palestina satu-satunya anggota KAA (Konferensi Asia Afrika) yang belum merdeka dan Palestina merupakan negara pertama yang mendukung kemerdekaan Indonesia.

Menurutnya, demo-demo yang dilakukan rakyat Indonesia, termasuk Barisan Solidaritas Muslim di Bitung adalah salah satu bentuk wujud tanggung jawab anak bangsa dan dukungan dalam konteks kemanusiaan kepada rakyat Palestina.

Apa yang terjadi di Bitung seharusnya bisa kita hindari agar tidak terulang lagi kapanpun dan di manapun di negara Indonesia tercinta. Hal ini menurut Sarbini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengedukasi masyarakat dan seluruh anak bangsa agar mereka memahami akar peristiwa konflik Palestina dan Israel.

Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza

“Jadi kesalahan literasi dalam memahami konflik Palestina dan Israel masih terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Saya pikir, ini adalah tanggung jawab Pemerintah, dalam hal ini bagian dari tugas Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP). BPIP seharusnya bisa berperan lebih besar untuk memberikan edukasi kepada Masyarakat. BPIP kalau bisa turun ke Minahasa untuk menjelaskan hal ini,” ujarnya. (R/R7/P1

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Palestina
Indonesia
Indonesia
Indonesia