MER-C Terjunkan Tim Medis Bantu Korban Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja

Tim Medis MER-C saat menangani korban aksi demo tolak UU Cipta Kerja di Jakarta. (Foto: Instagram)

Jakarta, MINA – Lembaga kegawatdaruratan Medis Medical Emergency Rescue Committee () pada Kamis (8/10) menerjunkan tim relawan medisnya dalam aksi demo penolakan untuk memberikan bantuan yang diperlukan.

“Maraknya aksi demo tolak UU Cipta Kerja, kami menurunkan ambulans dan di berbagai daerah seperti Jakarta, Medan dan Yogyakarta untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan,” ujar Ita Muswita salah satu relawan yang ikut tergabung dalam tim tersebut kepada MINA pada Jumat (9/10).

“Di Jakarta sendiri Tim MER-C yang diketuai dr. Choga Arlando menerjunkan sekitar 15 orang yang terdiri dari beberapa dokter spesialis, perawat bedah, satu fotografer serta satu unit Ambulance dan satu mobil logistik,” katanya.

Dalam menangani korban, Ita mengatakan bahwa tim MER-C tetap menjalankan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19.

“Kita menyadari resiko yang ada, di mana kita tidak mungkin membuat jarak di antara ribuan masa. Untuk itu tim kita pakai masker N-95 dan masker bedah. kita pakai APD meski tidak seperti level dua atau tiga. Jadi APD kita sarung tangan, masker rangkap dua dan kacamata google,” ujarnya.

“Kita mengantisipasi sejak awal di mana teman-teman mahasiswa yang ikut demo sejak pagi, tentu maskernya sudah tidak efektif atau juga mungkin ada yang lepas, jadi kita juga membawa masker dengan jumlah yang cukup banyak untuk dibagikan,” tambahnya.

Ita mengungkapkan, MER-C akan tetap siaga apabila aksi demo ini berlanjut.

“Logistik yang kemarin telah terpakai kita sudah ganti ulang dan lengkapi. Tim juga sudah terbentuk, jadi ketika harus terjun kembali kami sudah siap,” pungkasnya.

MER-C merupakan lembaga kegawatdaruratan medis yang telah melaksanakan lebih dari 300 misi kemanusiaan baik dalam bencana alam ataupun perang dan konflik, baik dalam negeri maupun luar negeri.

MER-C juga telah menginisiasi berdirinya dua RS Indonesia di Gaza, Palestina dan Rakhine, Myanmar. (L/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)