Jakarta, 6 Shafar 1436/29 November 2014 (MINA) – Presidium lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), DR. Joserizal Jurnalis mengajukan program bantuan Indonesia untuk palestina.
“Kami mengusulkan kepada pemerintah dan warga Indonesia untuk melaksanakan program bantuan dengan membantu diplomasi untuk membuka isolasi di Gaza,” kata Joserizal dalam sebuah seminar terkait dengan hari solidaritas Palestina di Jakarta.
Joserizal menyebutkan, salah satu langkah Indonesia untuk Palestina, selain membantu diplomasi guna membuka isolasi di Gaza, juga perlu melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan bagi masyarakat Gaza.
Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri, Jumat menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka memperingati hari solidaritas internasional untuk Palestina yang ditetapkan oleh PBB.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Kemenlu juga mengadakan pameran foto yang menampilkan gambar-gambar dukungan rakyat dan pemerintah Indonesia terhadap Palestina selama ini, juga foto-foto tim lembaga MER-C saat membangun RS Indonesia di Jalur Gaza.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Koordinator Perwakilan PBB untuk Indonesia, Douglas Broderick, Duta Besar Palestina di Indonesia, Fariz N. Mehdawi.
MER-C
MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak di bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional serta netral. Tujuan MER-C memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Awalnya, organisasi ini dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di Maluku, Agustus 1999. Sejak dibentuk, lembaga ini telah mengirim tim medisnya ke berbagai daerah konflik perang, krisis kemanusiaan, wilayah bencana di seluruh dunia.
MER-C juga berpartisipasi dalam berbagai misi kemanusiaan internasional, salah satunya upaya untuk membuka bloklade Israel atas Jalur Gaza, Palestina, dengan ikut serta dalam konvoi kapal Mavi Marmara 2010.
Dengan prinsip rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta alam), MER-C memberi “pertolongan” kepada semua makhluk, baik personal maupun kelompok tanpa melihat latar belakang, agama, mazhab, kebangsaan, etnis, golongan, politik, penjahat atau bukan, dan pemberontak atau bukan, melainkan atas dasar kegawatan. (L/P006/P008/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas