Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meshaal: Keputusan AS Buka Kedubes di Yerusalem Merupakan Kejahatan

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 25 Februari 2018 - 10:56 WIB

Ahad, 25 Februari 2018 - 10:56 WIB

600 Views

Khaled Meshaal (Quds Press)

Khaled Meshaal (Quds Press)

Istanbul, MINA – Pejabat tinggi Hamas Khaled Meshaal mengecam keputusan Amerika Serikat (AS) yang akan membuka Kedubesnya di Yerusalem 14 Mei mendatang, dan menyebutnya sebagai tindakan kejahatan.

“Kami mengecam dan meminta pula dunia untuk mengecam keputusan dan untuk mencegah pelaksanaan keputusan tersebut,” ujar mantan Kepala Biro Politik Hamas tersebut.

Ia berbicara pada sebuah seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Sultan Mohamed Al-Fatih al-Waqfiyya Istanbul, Turki, Sabtu (24/2/2018), sehari setelah pernyataan AS.

“Ini adalah kelanjutan dari apa yang Trump umumkan pada 6 Desember 2017,” katanya.

Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti 

Dia menekankan bahwa “kejahatan seperti ini tidak akan berlalu begitu saja, dan itu akan gagal, dan kami tidak akan membiarkannya. Yerusalem adalah ibukota abadi kita, untuk masa kini dan masa depan kita, seperti masa lalu kita.”

“Kami adalah pemegang hak, dan meminta dunia untuk berdiri bersama kami, dan mengecam posisi AS,” ujare Meshaal.

Dia menekankan bahwa rakyat Palestina dan bangsa-bangsa di dunia akan menggagalkan usaha AS mengenai Yerusalem tersebut.

Ia juga menambahkan, “Saya katakan dari sini, kesepakatan abad ini akan gagal dan gagal, dan Yerusalem hanya akan menjadi Muslim Arab Palestina, tidak ada hak untuk Zionis. Kita  dan saudara Kristen kita, mereka adalah mitra bagi kita, dan mereka memiliki sejarah di dalam payung kita.

Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan

Kejahatan terbesar adalah kolusi terhadap Yerusalem dan Al-Aqsha, dan sejarah akan mencatat tinta hitam,” imbuhnya.

Konferensi “Asylum, War and Poverty”, diselenggarakan oleh Universitas Sultan Mohammed Al-Fatih Waqfiyya bekerjasama dengan LSM Turki Deniz Feneri.

Seminar mencakup beberapa sesi mengenai kemiskinan, perang, suaka dan dampak sosial terkait, tantangan pendidikan dan kesehatan bagi pengungsi, penyediaan layanan kepada mereka, dan institusi publik yang menyediakan layanan tersebut.

Pertemuan dihadiri institusi pemerintah Turki dan pemerintah daerah setempat serta utusan internasional. (T/RS2/B05)

Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Internasional