Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MESHAAL: NETANYAHU BERMAIN API DI AL-AQSHA

Rendi Setiawan - Sabtu, 6 Desember 2014 - 03:27 WIB

Sabtu, 6 Desember 2014 - 03:27 WIB

795 Views

Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Meshaal (Foto: Press tv)
<a href=

Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Meshaal (Foto: Press tv)" width="316" height="177" /> Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Meshaal (Foto: Press tv)

Gaza, 12 Safar 1436/5 Desember 2014 (MINA) – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengerahkan tentaranya melakukan kekerasan di wilayah-wilayah Palestina.

“Netanyahu bermain dengan api dengan memungkinkan tentaranya, polisi dan ekstremis Yahudi berulang kali melakukan kekerasan di Masjid al-Aqsha,”  kata Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Meshaal. Press tv melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jum’at (5/12).

Keputusan Pemerintah Israel yang menargetkan situs-situs suci umat Islam, di dan Palestina, khususnya di Masjid al-Aqsha, telah memicu reaksi kemarahan warga Palestina, tambahnya.

Khaled Mesaal mengatakan, perlawanan Palestina terhadap rezim Israel adalah pertarungan antara pejuang kemerdekaan dan tentara penjajah, namun Netanyahu mengubahnya menjadi pertarungan agama. “Netanyahu memikul tanggung jawab atas konsekuensi dari apa yang terjadi,” tambahnya.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Masjid Al-Aqsha adalah untuk umat Islam, tapi Israel melarang Kaum Muslim  beribadah di sana. Tentara dan polisi serta para ekstremis sayap kanan yahudi diizinkan masuk, bahkan ada yang pakai sepatu,  ke dalam tempat kudus masjid. Hal ini berarti Netanyahu bermain sedang api,” kata salah seorang petinggi penting Hamas itu.

Selama beberapa pekan terakhir, Masjid Al-Aqsa telah menjadi wilayah yang paling sering terjadi konflik antara jamaah Palestina dan pemukim Israel yang dilindungi tentara Israel.

Al-Aqsha Foundation for Endowment and Heritage, sebuah organisasi non-pemerintah Palestina, mengatakan dalam sebuah laporan baru-baru ini, hampir 14.000 warga Israel, sebagian besar dari mereka pemukim ekstrimis, telah memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha di Timur Al-Quds sejak awal 2014.

Lebih dari satu  dekade (sepuluh tahun) terakhir, Israel mencoba untuk mengubah susunan demografis Al-Quds dengan membangun pemukiman ilegal, mengerahkan Yahudi bermukim sehingga warga pribumi Palestina makin terdesak,  diusir dan menghancurkan situs sejarah setempat.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Wilayah Masjid Al-Aqsha yang terletak di Kota Tua Al-Quds yang diduduki Israel adalah tempat suci ketiga Umat Islam setelah Mekkah dan Madinah di Arab Saudi. (T/P011/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Rekomendasi untuk Anda