Kairo, MINA – Mesir mengumumkan pada Sabtu mulai membangun Pusat Logistik di Rafah untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang sedang diserang dan diduduki oleh Israel. Demikian dikutip dari Anadolu Agency, Senin, (19/2).
Gubernur Sinai Utara di Mesir, Mayjen Muhammad Abdulfadil, mengatakan, pusat logistik tersebut dibangun di kota perbatasan, termasuk Perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza.
Ia mengatakan tentara Mesir telah mulai membangun pusat tersebut di Al-Arish untuk memfasilitasi operasional Bulan Sabit Merah Mesir dan untuk mengurangi kemacetan di daerah tersebut dan di jalan raya.
Pusat tersebut akan memiliki tempat parkir truk, gudang yang aman, kantor administrasi dan akomodasi pengemudi, serta fasilitas seperti air dan listrik.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Bantuan ke Gaza mencapai wilayah Sinai melalui darat, laut dan udara, dan upaya sedang dilakukan untuk mengangkut bantuan ke Gaza dengan truk dari Pelabuhan Al-Arish dan Bandara Internasional Al-Arish, tambahnya.
Rafah, di perbatasan selatan Gaza, adalah rumah bagi 280.000 warga Palestina, sebelum Israel mulai menyerang Jalur Gaza. Serangan pada 7 Oktober menyebabkan 1,9 juta orang di Gaza, yang berpenduduk sekitar 2,3 juta jiwa, mengungsi.
Mayoritas pengungsi Palestina mencari perlindungan di Rafah, yang menurut Israel “aman”. Dengan masuknya penduduk dari wilayah utara, populasi Rafah meningkat menjadi lebih dari 1,4 juta jiwa, lebih dari empat kali lipat jumlah aslinya.
Warga Palestina yang mencari perlindungan di Rafah berjuang untuk bertahan hidup di tenda-tenda darurat karena kurangnya perumahan yang layak.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Pasukan Israel sering menargetkan Rafah dengan serangan udara. Ada kekhawatiran jika Israel melancarkan serangan darat ke Rafah, maka tidak akan ada tempat yang aman bagi warga sipil di Gaza.
Pada 9 Februari, Netanyahu menginstruksikan tentara dan pasukan keamanan untuk mempersiapkan rencana serangan darat terhadap Rafah. (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan