Kairo, MINA – Para pemimpin Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) mengadakan pembicaraan di Kairo pada Senin (29/9), untuk membahas situasi di Jalur Gaza, dan menekankan pentingnya mendukung usulan terbaru Presiden AS Donald Trump.
Sebuah pernyataan kepresidenan Mesir menyebutkan bahwa pembicaraan antara Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan mitranya dari Emirat, Mohammed bin Zayed Al Nahyan, membahas perkembangan regional, khususnya Gaza. Kedua pemimpin menyambut baik usulan Trump untuk menghentikan perang Israel di wilayah tersebut. Anadolu Agency melaporkan.
Trump mengumumkan rencana 21 poin dalam pertemuan dengan para pemimpin Arab dan Islam Selasa lalu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York.
Rencana tersebut menyerukan penghentian permusuhan segera dan pembebasan semua tawanan Israel dalam waktu 48 jam. Dokumen ini juga menguraikan pembentukan badan-badan administratif internasional dan Palestina untuk memerintah Gaza secara bertahap, dengan secara eksplisit mengecualikan Hamas dari peran politik atau keamanan apa pun.
Baca Juga: Menlu Malaysia Desak Dunia Jatuhkan Sanksi kepada Israel, Serukan Reformasi PBB
Sisi dan bin Zayed menekankan “pentingnya mendukung inisiatif perdamaian ini sebagai jalan menuju tercapainya perdamaian yang komprehensif dan langgeng di kawasan tersebut.”
Hamas pada Ahad mengatakan, negosiasi tidak langsung dengan Israel masih terhenti setelah upaya pembunuhan Israel terhadap delegasinya di Doha pada 9 September.
Kelompok tersebut mengatakan belum menerima proposal baru dari para mediator tetapi tetap terbuka untuk meninjau “setiap inisiatif secara positif dan bertanggung jawab, dengan cara yang menjaga hak-hak nasional kami.”
Bin Zayed tiba di Kairo Senin pagi, yang digambarkan Kairo sebagai “kunjungan persaudaraan.” Kunjungan terakhirnya ke Mesir adalah pada 25 Agustus, di mana ia mengadakan pembicaraan dengan Sisi di kota Mediterania, El-Alamein.
Baca Juga: Relawan Sumud Diteror di Italia, Nahkoda Kabur setelah Terima Uang
Tentara Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023. Pengeboman yang tak henti-hentinya telah membuat daerah kantong itu tak layak huni dan menyebabkan kelaparan serta penyebaran penyakit. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintah Yunani Jamin Keselamatan Relawan Global Sumud Flotilla