Kairo, 14 Dzulqa’dah 1437/17 Agustus 2016 (MINA) – Pemerintah Mesir dan Yordania Senin (15/8) kemarin mengecam serbuan ratusan warga Yahudi Israel ke kawasan Masjid Al-Aqsha di bawah perlindungan polisi yang berlangsung Ahad sebelumnya.
Mesir dan Yordania khawatir tentang tindakan keamanan Israel pada situs Muslim tersebut dari penyerbuan Yahudi radikal dengan alasan memperingati ritual kuno Tisha B’Av, Daily News Egypt melaporkan.
Ekstrimis Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsha, mengakibatkan penangkapan tujuh warga, menurut media Israel. Namun, polisi Israel merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa ritual Yahudi masih sesuai rencana.
Mesir, yang juga sekutu Israel di Timur Tengah, mengecam penyerbuan itu. Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir memperingatkan aksi itu yang disebutnya dapat melanjutkan “pelanggaran situs agama”.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
“Ini hal negatif yang dapat mempengaruhi upaya proses perdamaian antara Israel dan Palestina,” bunyi pernyataan.
Pernyataan itu juga menyoroti kekhawatiran Mesir tentang rencana jangka panjang Israel, yang meliputi pembangunan 4.200 unit sebelah barat Ramallah.
Kecaman itu juga disuarakan oleh Raja Yordania Abdullah, yang mengatakan bahwa negaranya akan menghadapi “agresi Israel”, yang telah memungkinkan “ekstremis Yahudi” untuk masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha.
Penyerbuan berlangsung pada hari Ahad (14/8) di bawah pengawalan pasukan khusus Israel, yang melakukan intervensi setelah bentrokan kecil antara Muslim dan Yahudi.
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara
Gelombang kekerasan sebelumnya terjadi pada akhir tahun lalu di area Masjid Al-Aqsha, yang merupakan kiblat kedua bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Makkah, tapi juga diklaim sebagai tempat yang paling suci bagi orang Yahudi. (T/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza