Kairo, MINA – Mesir memperingatkan Israel jika melancarkan serangan militer ke Rafah, dengan menyatakan hal itu menimbulkan “risiko kemanusiaan ekstrim”.
Dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir, Senin (6/5), menyatakan, serangan itu akan mengancam lebih dari satu juta warga Palestina yang tinggal di wilayah tersebut.
Mesir meminta Israel untuk “menahan diri sepenuhnya dan menghindari eskalasi lebih lanjut pada saat yang sangat sensitif ini selama negosiasi gencatan senjata,” Asharq melaporkannya.
Dia menekankan, Mesir masih terus melanjutkan kontaknya dengan para pihak untuk mencegah situasi menjadi lebih buruk atau tidak terkendali.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Dalam banyak kesempatan, Mesir memperingatkan Israel agar tidak menyerbu Rafah, yang merupakan tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina setelah Israel menginvasi hampir seluruh wilayah di jalur Gaza.
Negara-negara Barat dan organisasi-organisasi kemanusiaan internasional juga mengungkapkan keprihatinan mereka mengenai persiapan Israel saat ini untuk invansi Rafah, yang menurut Tel Aviv adalah “benteng terakhir” gerakan Hamas.
Pekan lalu, Kepala Dinas Informasi Mesir, Diaa Rashwan, membantah bahwa Mesir telah mengadakan “perbincangan” dengan Israel mengenai rencana untuk menyerang Rafah.
Rashwan mengatakan, Mesir justru memperingatkan bahwa invasi tersebut akan menyebabkan “pembantaian, korban jiwa dalam jumlah besar, dan kehancuran yang meluas.”
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
“Kami dengan tegas menyangkal apa yang diterbitkan di salah satu surat kabar utama Amerika Serikat, mengklaim bahwa Mesir telah berunding dengan pihak Israel mengenai rencananya untuk merencanakan invasi ke Rafah,” ujarnya, mengacu pada Wall Street Journal.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Israel sedang bersiap untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah ke kota Khan Yunis.
Rashwan menjelaskan, peringatan berulang kali dari Mesir telah sampai ke pihak Israel, dari semua saluran, sejak Israel mengusulkan gagasan untuk melakukan operasi militer di Rafah, karena perkiraan kerugian ini, selain dampak yang sangat negatif selanjutnya yaitu instabilitas seluruh wilayah.
Pada Senin (6/5), militer Israel melalui selebaran dari pesawat, memaksa warga sipil dan pengungsi Palestina untuk mengungsi di sebelah timur kota Rafah sebagai persiapan operasi militer di daerah itu.
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Juru bicara militer Israel Avichai Adraee mengatakan, dalam sebuah postingan di platform X, bahwa penduduk Rafah timur harus segera pergi ke “wilayah kemanusiaan yang diperluas” di wilayah Al-Mawasi di Khan Yunis. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan