Kairo, MINA – Pihak berwenang Mesir menahan lebih dari 200 aktivis pro-Palestina di Kairo menjelang rencana Pawai Global ke Gaza, untuk memprotes blokade Israel dan menuntut akses kemanusiaan yang lebih besar ke Jalur Gaza.
Menurut Juru Bicara Pawai Saif Abukeshek, peserta dari berbagai negara termasuk AS, Prancis, Spanyol, Australia, Maroko, Aljazair, dan Belanda ditahan atau diinterogasi, terutama di bandara Kairo dan hotel-hotel di seluruh kota. Alamaydeen melaporkan.
Petugas berpakaian preman dilaporkan memasuki hotel dengan membawa daftar nama, menginterogasi aktivis, dan dalam beberapa kasus, menyita telepon dan menggeledah barang-barang. Beberapa dibebaskan setelah diinterogasi, sementara yang lain ditangkap atau dideportasi.
Di bandara Kairo, beberapa aktivis ditahan selama berjam-jam tanpa penjelasan, termasuk lebih dari 20 warga negara Prancis, yang ditahan selama 18 jam.
Baca Juga: Dewan Lokal Prancis Desak Israel Dikeluarkan dari Acara Paris Air Show
Abukeshek menggambarkan tindakan keras itu “sama sekali tidak terduga”, hanya sehari sebelum pawai yang direncanakan ke perbatasan Rafah.
Delegasi Yunani mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa puluhan warga negara mereka juga ditahan di bandara Kairo, meskipun mereka dibebaskan setelah sekitar 10 jam ditahan.
Menurut Global March to Gaza, banyak orang dibebaskan setelah perwakilan diplomatik tiba di bandara Kairo untuk memberikan “bantuan konsuler kepada para peserta yang ditahan.”
Setelah 21 bulan agresi, Israel berada di bawah tekanan internasional yang meningkat untuk mengizinkan lebih banyak pasokan masuk ke Gaza, yang dicap sebagai “tempat paling lapar di dunia” oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Baca Juga: Menteri Israel Mundur karena Pemerintahnya Gagal Bebaskan Yahudi Haredi dari Wajib Militer
Konvoi lain, bernama Soumoud, atau keteguhan dalam bahasa Arab, berangkat dari Tunis pada hari Senin, mencoba mencapai Gaza melalui Libya dan Mesir, yang menurut penyelenggara belum memperoleh izin masuk.
Pada hari Rabu, konvoi Soumoud tiba di ibu kota Libya. Tidak jelas apakah konvoi tersebut akan diizinkan memasuki Libya timur, yang dikuasai oleh pasukan lawan yang setia kepada komandan militer Khalifa Haftar.
Global March to Gaza, yang diselenggarakan dengan koordinasi bersama Soumoud, mengumumkan sekitar 4.000 peserta dari lebih dari 40 negara diperkirakan akan mengikuti acara tersebut, dengan banyak yang sudah berada di Mesir menjelang pawai yang direncanakan pada hari Jumat.
Rute pawai tersebut meliputi perjalanan dengan bus ke al-Arish di Semenanjung Sinai Mesir yang dijaga ketat, diikuti dengan berjalan kaki sejauh 50 kilometer menuju perbatasan Gaza. Peserta berencana untuk berkemah di dekat perbatasan sebelum kembali ke Kairo pada tanggal 19 Juni.
Baca Juga: Pengamat Sebut Dua Badan Intelijen di Balik Serangan terhadap Pesawat Rusia
Menteri Keamanan Israel, Israel Katz, telah memerintahkan tentara Israel untuk menghentikan konvoi aktivis pro-Palestina yang berusaha memasuki Jalur Gaza yang diblokade, dengan menyebut mereka sebagai “para jihadis asing,” mengantisipasi bahwa otoritas Mesir akan menghalangi mereka mendekati perbatasan Palestina yang diduduki Mesir, dan mencegah segala upaya untuk memasuki Gaza.
Ia lebih lanjut mengklaim para demonstran membahayakan rezim Mesir dan mengancam semua rezim Arab moderat di wilayah tersebut.
Menteri Israel tersebut juga mengklaim kelompok tersebut memiliki pandangan “antisemit” yang sejalan dengan Hamas dan berupaya menyebarkan ideologi Islam radikal ke seluruh wilayah, yang diduga didukung oleh apa yang disebutnya sebagai “poros kejahatan Iran.”
Konvoi tersebut berangkat dalam perjalanannya tak lama setelah kapal Madleen, yang berlayar ke Gaza untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan penting ke Jalur tersebut, dicegat oleh pasukan pendudukan Israel dan awaknya ditahan. []
Baca Juga: Hind Rajab Gugat Perwira Israel yang Datang ke Belanda
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Siapkan Serangan ke Fasilitas Nuklir, Iran: Kami Siap