Mediterania, MINA – Armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) dilaporkan masih terus berlayar menuju Jalur Gaza meski berulang kali mendapat intimidasi dari angkatan laut Israel. Hingga Kamis dini hari (2/10) pukul 03.20 waktu Gaza, sebanyak 30 kapal masih bertahan di jalur pelayaran, hanya berjarak 46 mil laut dari Gaza.
Informasi resmi GSF yang diterima MINA menyebutkan, sejak beberapa hari terakhir flotilla menghadapi agresi yang intensif berupa pengintaian drone, pemblokiran komunikasi, hingga upaya intersepsi langsung oleh kapal militer Israel. Sementara itu, sebanyak 13 kapal armada GSF dicegat dan dibajak Angkatan Laut Israel di perairan internasional pada Rabu malam (1/10) Waktu Gaza atau Kamis dini hari waktu Jakarta.
Meski demikian, para aktivis internasional yang berada di atas kapal menegaskan misi kemanusiaan ini tetap berjalan.
“Semua kru dalam keadaan selamat, dan kami masih berlayar dengan tekad penuh untuk menembus blokade Gaza,” demikian pernyataan resmi GSF.
Baca Juga: Belgia Panggil Dubes Israel terkait Serangan terhadap Armada Global Sumud
Flotilla yang membawa ratusan aktivis dan relawan dari lebih 40 negara ini sejak awal bertujuan membuka koridor kemanusiaan laut menuju Gaza, setelah jalur darat dan udara ditutup ketat oleh Israel. Bantuan yang dibawa mencakup obat-obatan, pangan, hingga perlengkapan medis darurat.
Insiden terseuti menandai salah satu upaya terbesar masyarakat sipil internasional sejak Freedom Flotilla 2010, yang juga dicegat secara keras oleh militer Israel. Banyak pihak menilai keberhasilan atau kegagalan armada ini akan menjadi ujian bagi komitmen dunia internasional terhadap hukum humaniter dan hak asasi manusia.
Hingga berita ini diturunkan, GSF menyerukan masyarakat global untuk terus memantau perkembangan misi, menegaskan bahwa “mata dunia adalah perlindungan terbesar bagi para relawan yang sedang berlayar.”[]
Baca Juga: Menlu Sugiono Tekankan Lima Poin Konsensus ASEAN sebagai Kunci Penyelesaian Krisis Rohingya
Mi’raj News Agency (MINA)