Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PROF.DR. NADIRSYAH HOSEN : DAKWAH SERING HAKIMI OBYEK DAKWAH TAK EFEKTIF

kurnia - Jumat, 30 Januari 2015 - 15:44 WIB

Jumat, 30 Januari 2015 - 15:44 WIB

1475 Views ㅤ

Dosen University of Wollongong Australia, Prof. Dr. Nadirsyah Hosen dan artis Peggy Melati Sukma, pada pengajian di MUI Pusat Jakarta, (Photo : MINA)
Dosen University of Wollongong Australia, Prof. Dr. <a href=

Nadirsyah Hosen dan artis Peggy Melati Sukma, pada pengajian di MUI Pusat Jakarta, (Photo : MINA) " width="300" height="169" /> Dosen University of Wollongong Australia, Prof. Dr. Nadirsyah Hosen dan artis Peggy Melati Sukma, pada pengajian di MUI Pusat Jakarta, (Photo : MINA)

Jakarta, 9 Rabi’ul Akhir 1436/30 Januari 2015 (MINA) – Prof. DR. Nadirsyah Hosen, mengatakan, metode dan pendekatan dakwah metropolitan dan di lingkungan sekuler, hendaknya jauh dari kesan yang menghakimi.

“Banyak ustadz yang menggunakan kecenderungan dakwah yang menghakimi, ketimbang mengajak, padahal dakwah menghakimi ini tidak efektif,” kata guru besar di sebuah universitas di Australia itu.

Sebagai contoh ia mengemukakan, komunitas muslim Indonesia di luar negeri, di kota metropolitan dalam lingkungan sekuler, juga ingin mendapatkan masukan keagamaan untuk menghadapi masalah yang dihadapinya. Misalnya bagaimana jika majikan tidak membolehkannya sholat atau terpaksa memakan makanan yang tidak halal.

“Persoalan seperti ini perlu mendapatkan jawaban dan perhatian dari MUI. Ini juga tantangan dakwah yang harus diketahui oleh para da’i, karena masyarakat perkotaan menghadapi gradasi persoalan”, kata Nadirsyah kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di kantor MUI Pusat, Jakarta, Kamis (29/1).

Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru

Tantangan dakwah lainnya, katanya,  adalah modernitas yang berkecenderungan kritis dan rasional.”Cara penyampaian dakwah pada komunitas ini bukan hanya dengan mengutip ajaran agama, namun harus masuk pada hal-hal yang membumi dan membuat mereka merasa mempunyai teman untuk berbagi mencari solusi yang mereka hadapi.”

Ia juga menyatakan,  dalam berdakwah perlu memetakan target dan sangat penting adalah sasarannya.

Prof. Nadirsyah menyarankan, agar lembaga-lembaga dakwah membuat rumusan tentang strategi dakwah yang tepat. “Buatkan peta dan kurikulum dakwah yang kontekstual agar tujuan dakwah dapat maksimal,” katanya.

“Perlu juga difikirkan pentingnya dakwah dan metode dakwah yang efektif, bagi ummat Islam yang yang hidup di luar negeri sebagai minoritas, seperti di Eropa, Australia, Amerika dan negara lainnya,” tegasnya.

Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan

“Persoalan-persoalan seperti ini, tentunya perlu mendapatkan jawaban dan perhatian dari MUI,” ujar Nadirsyah.

Profesor  Nadirsyah juga mengharapkan, MUI  bisa mengirimkan para da’i untuk memberikan pencerahan keagamaan di tengah kehidupan masyarakat di luar negeri yang metropolis dan sekuler.

(L/P002/P009-P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan

Rekomendasi untuk Anda

Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
Indonesia
Internasional
Khutbah Jumat