Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Militer Israel Hadapi Krisis Serius, 18.500 Lebih Tentara Cedera dan Trauma

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 46 detik yang lalu

46 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: Tentara Pendudukan Israel. (Foto: Quds Press)

Tel Aviv, MINA – Rezim Israel telah mencatat lebih dari 18.500 cedera di antara pasukannya sejak dimulainya kampanye militernya melawan Jalur Gaza, menurut sebuah laporan yang diterbitkan Senin oleh Saluran 12 Israel.

Menurut laporan tersebut, setidaknya 12.500 tentara mengalami cedera fisik, sementara lebih dari 10.000 lainnya mengalami stres pascatrauma dan kondisi psikologis lainnya, yang mencerminkan intensitas pertempuran dan tekanan mental yang mendalam di dalam barisan pasukan pendudukan Israel. Al Mayadeen melaporkan, Senin (21/7).

Data tersebut mengungkapkan bahwa 33% cedera fisik melibatkan anggota badan, 13% memengaruhi kepala, mata, atau telinga, dan 7% terkait dengan tulang belakang, leher, atau punggung, yang merupakan cedera yang biasanya terkait dengan perang perkotaan berintensitas tinggi dan paparan ledakan berulang.

Laporan tersebut mencatat bahwa 65% dari mereka yang terluka adalah pasukan cadangan, 18% dari tentara reguler, 10% dari polisi dan unit keamanan lainnya, dan 7% dari personel militer tetap. Perempuan menyumbang 7% dari total korban luka.

Baca Juga: Israel Serang Tempat Penampungan Staf dan Gudang Utama WHO

Rincian ini menggambarkan kelelahan militer dan psikologis yang luas, yang dialami oleh pasukan pendudukan Israel seiring operasi perlawanan terus berlanjut di berbagai front di dalam Jalur Gaza.

Hal ini terjadi ketika pasukan pendudukan Israel menghadapi krisis yang semakin dalam, yang ditandai dengan kekurangan perwira signifikan, terutama di dalam pasukan daratnya. Menurut laporan surat kabar Israel, Maariv, pada Senin, sekitar 300 posisi perwira dalam peran kepemimpinan peleton masih kosong.

Kekurangan ini sangat kritis di Korps Zeni Tempur, di mana terdapat kekurangan pemimpin peleton dan tim yang berspesialisasi dalam operasi teknik dan penjinakan bahan peledak.

Analis militer Avi Ashkenazi menjelaskan kepada Maariv bahwa militer menghadapi kesulitan dalam membujuk prajurit yang berkualifikasi untuk mengikuti program pelatihan perwira.

Baca Juga: Dibayangi Investigasi Kejahatan Perang, Tentara Israel Takut Pulang ke Kanada

“Untuk pertama kalinya, militer secara terbuka mengakui skala pengurangan personel. Ukuran angkatan darat tidak lagi sesuai dengan cakupan tanggung jawabnya,” ujarnya.

Defisit tenaga militer saat ini mencakup sekitar 7.500 prajurit tempur yang hilang dan 2.500 pasukan pendukung tempur, yang berkontribusi pada meningkatnya beban operasional.

Maariv juga mengutip sumber-sumber militer yang mengakui bahwa sejumlah besar perwira dan komandan telah gugur dalam perang yang sedang berlangsung, dengan ratusan lainnya terluka. Banyak dari mereka yang terluka juga belum pulih dan kembali bertugas.

“Sejumlah besar perwira dan komandan telah gugur dalam perang,” demikian laporan artikel tersebut.

Baca Juga: Israel Tangkap Direktur Rumah Sakit Lapangan di Gaza

Krisis ini tidak terbatas pada tingkat peleton dan kompi. Komandan dengan pangkat lebih tinggi, termasuk wakil komandan batalion dan komandan batalion, mengalami tekanan operasional signifikan. Banyak yang bekerja dalam kondisi medan perang yang semakin kompleks, semakin mempersulit upaya kepemimpinan dan koordinasi lintas unit. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mantan Kepala Staf Militer Israel Sebut Negaranya Lakukan ‘Kejahatan Perang’ di Gaza

Rekomendasi untuk Anda