Gaza, MINA – Militer Israel memperkirakan sekitar 40.000 pejuang bersenjata masih berada di Jalur Gaza, bersamaan dengan sistem terowongan luas yang terkonsentrasi di beberapa wilayah utama, termasuk Kota Gaza, Khan Yunis, dan kamp-kamp pengungsi di pusat wilayah tersebut.
Hal tersebut diungkapkan dalam laporan eksklusif surat kabar Israel Walla pada Senin (26/5), yang merinci penilaian militer Israel atas situasi di Jalur Gaza setelah lebih dari 19 bulan agresi brutal terhadap wilayah yang terkepung tersebut.
Laporan itu menyebutkan bahwa meskipun telah dilakukan serangan militer intensif, termasuk pengeboman udara, operasi darat, dan pengungsian massal, kekuatan pejuang Palestina tetap signifikan.
Militer Israel juga mengklaim bahwa Hamas masih memiliki “ratusan roket” tetapi menahan diri untuk tidak meluncurkannya karena pertimbangan terhadap keselamatan penduduk sipil.
Baca Juga: Hamas: Zionis Israel Terus Yahudisasi Masjid Al-Aqsa
Pernyataan tersebut dinilai bertentangan dengan narasi lama Zionis Israel yang menuduh Hamas membahayakan warga sipil secara sembarangan.
Dalam penilaiannya, militer Israel juga mengklaim Kota Khan Younis telah sepenuhnya dikosongkan, dan sekitar 700.000 warga Palestina yang mengungsi kini berdesakan di daerah pesisir Mawasi, di tengah kondisi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebut situasi di Mawasi sebagai “bencana” dan “tidak layak huni.”
Sejak Zionis Israel membatalkan kesepakatan gencatan senjata pada 18 Maret lalu, pasukan pendudukan terus melancarkan pemboman udara besar-besaran yang telah menewaskan dan melukai ribuan warga Palestina.
Baca Juga: Direktur Yayasan Kemanusiaan Gaza Mengundurkan Diri
Agresi militer Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 kini telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina, melukai lebih dari 122.000 orang, dan meninggalkan lebih dari 14.000 lainnya dalam status hilang.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 52 Orang Syahid dalam Serangan Israel, termasuk 33 Orang di Sebuah Sekolah