Khartoum, MINA – Militer Sudan menyatakan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) paramiliter sebagai kelompok pemberontak di tengah pertempuran antara pasukan mereka di ibu kota Khartoum.
Dalam sebuah pernyataan, tentara menuduh RSF menyerang pasukannya di ibu kota Khartoum dan kota-kota lain.
“Pemberontak RSF menyebarkan kebohongan tentang pasukan kami yang menyerang mereka, untuk menutupi perilaku pemberontak mereka,” kata pernyataan militer itu. Anadolu Agency melaporkan.
Pertempuran pecah di Khartoum Sabtu pagi (15/4/2023) dengan tembakan dan bom terdengar di dekat markas tentara dan Istana Presiden, menurut seorang reporter Anadolu di Khartoum.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
RSF mengklaim telah menguasai kendali Istana Kepresidenan, bandara Khartoum dan pangkalan militer Merowe di Sudan utara.
Perselisihan antara kedua belah pihak muncul ke permukaan pada hari Kamis (13/4/2023) ketika tentara mengatakan, gerakan baru-baru ini oleh RSF terjadi tanpa koordinasi dan ilegal, dengan keretakan mereka berpusat pada usulan transisi ke pemerintahan sipil. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)