Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misi Kemanusiaan Indonesia di Turkiye Terbesar Dalam Sejarah Misi RI Di Luar Negeri

sajadi - Rabu, 1 Maret 2023 - 08:38 WIB

Rabu, 1 Maret 2023 - 08:38 WIB

8 Views

Ankara, MINA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara menyatakan, dalam sejarah misi kemanusiaan Indonesia di luar negeri, misi kemanusiaan di Turkiye adalah yang terbesar.

Menuru catatan KBRI Ankara yang dikutip MINA, Rabu (1/3), Misi Medis Gawat Darurat Pemerintah Indonesia yang tergabung dalam Ina-EMT (Indonesian Emergency MEdical Team) resmi berakhir, Senin (27/2).

Pengakhiran ditandai dengan penandatanganan berita acara hibah Rumah Sakit Lapangan Indonesia di Hassa City, Hatay, dari Duta Besar RI untuk Turkiye, Lalu Muhamad Iqbal, atas nama Pemerintah dan rakyat Indonesia, hingga perwakilan Kementerian Kesehatan Turkiye, Arif Cetin.

Kementerian Kesehatan Turki kemudian akan mengambil alih pengelolaan rumah sakit lapangan tersebut. Pada kesempatan yang sama, Indonesia juga menyerahkan kembali empat kontainer bantuan sembako instan dari Kemhan RI.

Baca Juga: RISKA Ajak Sisterfillah Semangat Hadapi Ujian Hidup

Acara penutupan misi kemanusiaan Ina-EMT dan penandatanganan hibah rumah sakit lapangan juga dihadiri oleh Gubernur Yozgat, Ziya Polat, perwakilan Kementerian Sosial dan Keluarga, Komandan Jandarma wilayah Hassa, para Bupati dan sejumlah anggota masyarakat.

Selain Ina-EMT, Misi Kemanusiaan Indonesia di Turkiye dimulai dua hari setelah gempa, saat Duta Besar RI untuk Turkiye menyerahkan satu kontainer makanan instan kepada Turk Kizilay, Gaziantep Rabu (8/2).

Untuk memenuhi misi kemanusiaan seperti yang diminta oleh pemerintah Turkiye, Dubes RI untuk Turkiye membuka kantor di Adana untuk mengkoordinasikan misi kemanusiaan dan mengevakuasi WNI yang terkena dampak ke Ankara.

Rombongan pertama misi kemanusiaan Pemerintah Indonesia untuk penanganan pascagempa di Turkiye tiba di Bandara Adana, Ahad (12/2). Misi tersebut dilakukan oleh dua pesawat TNI AU yang tiba pada dua waktu berbeda. Pendaratan pertama dilakukan pada pukul 10.05 Waktu Turki dengan B 737-400 membawa 47 personel Medium Urban SAR BASARNAS (MUSAR Inasar) dan peralatan ringan.

Baca Juga: Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Wacanakan Dewan Pertahanan Nasional

Sementara itu, pendaratan kedua pukul 17.00 setempat dengan membawa Hercules C-130 membawa alat berat dan bantuan kemanusiaan dari Kementerian Pertahanan.

Segera setelah pendaratan pesawat pertama, seluruh personel INASAR langsung menuju ke wilayah operasional yang ditentukan AFAD (Badan Penanggulangan Bencana Turki), yaitu Antakya, Provinsi Hatay. Setibanya di Antakya Tim INASAR segera berkoordinasi dengan UN Office for Humanity di Antakya dan bergabung dalam upaya pencarian dan penyelamatan.

Bantuan Kemanusiaan Gelombang Kedua dari Pemerintah Indonesia, tiba di Bandara Sakirpasa, Adana, 13 Februari 2023, pukul 21.00 waktu setempat. Rombongan membawa Tim EMT (Emergency Medical Team) yang terdiri dari 110 personel, rumah sakit lapangan dan bantuan logistik kemanusiaan seberat hampir 40 ton. Rombongan diterima langsung oleh Koordinator Bantuan Kemanusiaan AFAD, Duta Besar Mehmet Gulluoglu.

Bantuan Kemanusiaan ketiga dari Pemerintah Republik Indonesia untuk korban gempa tiba di Bandara Adana Şakirpaşa, Turkiye, pada Rabu, 22 Februari 2023, pukul 00.00 waktu setempat. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy yang diutus oleh Presiden Joko Widodo untuk mewakili Pemerintah Republik Indonesia.

Baca Juga: Guru Supriyani Divonis Bebas atas Kasus Aniaya Siswa

Gelombang ketiga membawa 78 ton bantuan kemanusiaan termasuk vaksin tetanus dan serum serta vaksin rabies yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah Turkiye.

“Bagi masyarakat Indonesia, Turkiye memiliki tempat khusus di hati kami. Begitu juga Indonesia bagi masyarakat Turki. Indonesia dan Turki adalah saudara. Kami berdoa agar Turki, seluruh masyarakat Turki dan pemerintah Turki dapat segera pulih dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya,” kata Menko tentang alasan misi tersebut.

Sementara itu, Anggota Dewan Pertimbangan Kebijakan Luar Negeri Turki, Murat Salim Esenli mewakili pemerintah Turkiye menyambut baik bantuan kemanusiaan dan kedatangan perwakilan dari pemerintah Indonesia. Menurutnya, hal ini membuktikan kuatnya ikatan yang terjalin antara kedua negara.

Di sela-sela misi kemanusiaan, pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besarnya juga mengevakuasi 125 WNI, 3 Filipina, dua Malaysia dan satu WNI Myanmar dari wilayah terdampak gempa di Hatay, Kahramanmaras, Gaziantep, Diyarbakir dan Malatya ke Ankara, Rabu (8/2).

Baca Juga: Menteri Abdul Mu’ti: Guru Agen Peradaban

Ada sekitar 500 warga Indonesia yang tinggal di daerah terdampak, sebagian besar pelajar, pekerja spa, dan warga Indonesia yang menikah dengan warga Turki serta keluarganya. Secara total, empat orang Indonesia meninggal akibat gempa; dua jenazah dikembalikan ke keluarganya di Indonesia, Rabu (22/2).

Sejak kedatangannya di Turkiye pada 12 Februari, pesawat angkut Hercules C-130 Indonesia beserta awaknya dikerahkan di Turki untuk mengangkut bantuan logistik dan kemanusiaan. Bekerja sama dengan AFAD, pesawat tersebut telah melakukan misi di Istanbul, Adana, Kahramanmaras, dan daerah terdampak lainnya. Pesawat tersebut berbasis di bandara militer Etimesgut, Ankara dan masa penugasannya hingga 2 Maret 2023. (R/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jelang Pencoblosan, Calon Wabup Ciamis Meninggal Dunia

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Dunia Islam
Indonesia
Palestina
Dunia Islam