Oleh: Panji Ahmad, Jurnalis dan Penyiar Radio Silaturahim
Seperti mimpi di siang bolong, begitu kira-kira yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia umunya, serta seluruh mujahid yang terlibat dari hulu hingga hilir dalam proses pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, sampai diresmikannya secara simbolis pada hari Sabtu, 9 Januari 2016.
Ya, tiga tahun silam, atas rahmat dan ke-Maha Besaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala, ‘Mission Impossible’ pendirian pembangunan RS Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara, tahap pertama telah selesai. Mengabiskan rentang waktu hampir enam tahun, akhirnya pendirian satu-satunya rumah sakit dalam 10 tahun terakhir di Gaza Palestina itu rampung.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Proyek kemanusiaan ini disokong oleh 100 persen sumbangan dana rakyat Indonesia yang dihimpun lembaga medis kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) tanpa bantuan pemerintah ataupun pihak asing.
Masih ingatkah kita? Mulai dari koin-koin receh, lembaran uang sepuluh ribu lusuh hingga ratusan juta terus berkumpul layaknya aliran deras berlari menuju satu muara.
Masih Ingatkah kita? Dari bapak-bapak tukang becak hingga para borjuis berdasi, baik jamaah majelis taklim ibu-ibu sampai gerombolan pria bertato yang ada di sepanjang Sabang hingga Merauke, mereka menyodorkan rupiah demi rupiahnya, dengan niat bahwa ada bagian “keringatku” di antara susunan batu dan paku di Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Kami rakyat Indonesia mendengar bahwa RS Indonesia penuh dengan pasien warga Palestina setiap harinya. Kami juga mendengar bahwa taman RS Indonesia juga menjadi tempat melancong pagi para warga Gaza hanya untuk menikmati dingin sendu saat mentari tenggelam di ufuk.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Syukurlah, di taman-taman itu, di setiap alat kesehatan RS Indonesia yang digunakan untuk mengobati warga Palestina, di sudut-sudut ruangnya terdapat jerih payah sokongan kami, warga Indonesia. Semoga dengan itu, setidaknya dapat menjadi saksi bagi kami yang dhaif (lemah) ini di yaumul hisab (hari perhitungan) kelak bahwa kami warga Indonesia bersama kalian, wahai warga Palestina.
Rumah Sakit Indonesia telah menjadi rujukan bagi warga Gaza untuk berobat, terutama memberikan pelayanan gawat darurat bagi korban aksi Great March Return yang masih terus berlanjut hingga saat ini.
Direktur Jenderal Direktorat Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Palestina Dr. Ashraf A. Abu Mahdi mengatakan, semua orang yang ada di wilayah Jalur Gaza bertumpu harapannya kepada Rumah Sakit Indonesia, yang menjadi rumah sakit kedua (setelah Rumah Sakit Al-Shifa) yang banyak memberikan pelayanan gawat darurat bagi korban Great March Return.
Teringat pesan mendiang Bapak Proklamator RI Soekarno, “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Selama penjajahan Israel berkelanjutan di tanah para nabi, di saat itu pula monumen kebanggaan warga Indonesia berupa rumah sakit selalu menyertai perjuangan kemerdekaan dan kedamaian di garis terdepan saudara kami, warga Palestina.
MER-C bersama Jama’ah Muslimin (Hizbullah) akan melaksanakan kembali ‘Mission Impossible Chapter Two’. Sekop dan gergaji kembali diangkat oleh para relawan untuk melakukan pengembangan pembangunan RS Indonesia tahap dua. Rencananya tahap ini akan menambah dua lantai serta peralatan medis yang lengkap dan modern. Diperdiksi memerlukan dana sekitar Rp75 miliar hingga Rp80 miliar.
Dalam misi ini, MER-C akan menurunkan salah satu presidiumnya yang juga sebagai Kepala Divisi Konstruksi, yaitu Ir.Faried Thalib. Sementara mitra jihad MER-C dalam pembangunan RSI, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) atas komando Imaam Yakhysallah Mansur, telah mengerahkan tidak kurang 30 relawan mujahid yang akan dikirim ke Gaza dengan dukungan seluruh warga Indonesia dan segala lapisnya. Telah siap melanjutkan Mission Impossible dengan rencana keberangakatan hari Sabtu 23 Februari 2019.
Mari, kita dukung terus dan sukseskan bersama misi ini. Doakan dan pastikan bahwa di setiap sela tumpukan batu bata RS Indonesia berdiri, ada satu bata yang dapat menjadikan saksi kebaikan bagi kami, rakyat Indonesia, dalam satu nada perjuangan jihad fi sabilillah, iyyaa kana’budu, wa iyyaaka nasta’in. Allahu Akbar! (A/RI-1)
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh