Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MRI Jakarta Gelar Latihan Water Rescue

kurnia - Senin, 9 Desember 2019 - 20:27 WIB

Senin, 9 Desember 2019 - 20:27 WIB

5 Views ㅤ

Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jakarta Raya

Banten, MINA – Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jakarta Raya menggelar latihan Water Rescue selama dua hari di Situ Gintung, Ciputat, Banten Ahad (8/12). Para instruktur berasal dari Disaster Emergency Response and Relief Management (DERM-ACT).

Sebanyak 43 orang relawan mengikuti pelatihan ini. Kegiatan latihan ini merupakan bagian dari persiapan apel siaga banjir 2019-2020 yang akan digelar oleh Pemprov DKI Jakarta pada 14 Desember 2019 di Monas.

Sekretaris Jenderal MRI, Ibnu Khajar mengatakan, pelatihan ini dilakukan tidak hanya dalam bentuk teori, tapi juga praktek. “Kegiatan tersebut untuk menambah kemampuan para relawan MRI dalam memberikan pertolongan khususnya di permukaan air. Karena kita ketahui Jakarta setiap tahunnya banjir juga seolah menjadi ancaman bagi warga Jakarta,” kata Ibnu.

MRI menurutnya, sudah mulai mensiagakan relawannya untuk  mengantisipasi bencana banjir, “Antara lain dengan melakukan berbagai pelatihan, termasuk water rescue training,” ujarnya.

Baca Juga: Menag Wacanakan Pramuka Wajib di Madrasah dan Pesantren

Musibah atau keadaan darurat, kata Ibnu adalah kejadian yang tidak pernah diharapkan oleh siapapun tidak terkecuali oleh relawan penolong (rescuer). Namun, saat terjadi dibutuhkan respon segera mungkin, dengan tidak melupakan faktor keselamatan diri sendiri.

Untuk itu kemampuan dan keterampilan dasar pertolongan air seharusnya tak hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai tim SAR, melainkan semua orang, termasuk relawan MRI.

“Sehingga bila terjadi keadaan darurat dapat meminimalisir jumlah korban. Teknik penyelamatan yang baik dan benar tidak hanya mempermudah penolong dalam melakukan penyelamatan, namun juga dapat menjamin keselamatan si penolong itu sendiri,” ungkapnya.

Selain itu, Ibnu menjelaskan banyak kasus yang terjadi dimana keselamatan si penolong terancam karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Tak jarang si penolong harus kehilangan nyawa karena nekat melakukan tindakan penyelamatan hanya dengan modal kemampuan renang.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Al-Qur’an Dikencingi Tentara Israel, Kita tidak Boleh Diam!

“Penyelamatan yang baik dan benar adalah ketika anda siap dan tahu atas tindakan penyelamatan yang akan anda lakukan,” tambahnya.

Sejak zaman kolonial, Jakarta (dahulu Batavia) memang selalu menjadi ‘langganan’ banjir. Hingga kini banjir masih sering melanda wilayah Jakarta, khususnya di musim hujan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) DKI Jakarta menyampaikan, sepanjang tahun 2018, sebanyak 15.627 warga mengungsi akibat banjir. (R/R03/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Dominan Berawan dan Hujan Ringan Turun Sore Hari Ini

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Indonesia
Palestina