Gaza, MINA – Lembaga medis asal Prancis, Doctors Without Borders (MSF) menyerukan diakhirinya segera mekanisme distribusi bantuan yang didukung AS dan Israel di Gaza, menyebutnya sebagai “kelaparan dan dehumanisasi yang dilembagakan” dan “pembunuhan terkoordinasi.”
Dalam laporan yang dirilis pada Kamis (7/8), berjudul “Ini bukan bantuan. Ini pembunuhan terkoordinasi”, kelompok medis tersebut mengatakan bahwa mereka mengoperasikan klinik di Rafah, Gaza selatan, dekat dua lokasi distribusi bantuan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) di bawah kendali militer Israel dan tentara bayaran AS. Quds News Network (QNN) melaporkan.
Sejak lokasi-lokasi tersebut dibuka pada Mei lalu, lokasi-lokasi tersebut telah menjadi identik dengan “keributan, desak-desakan massa yang menyesakkan, penjarahan yang brutal, dan tindakan ‘pengendalian massa’ yang mematikan,” kata MSF dalam laporannya.
“Lokasi distribusi GHF sangat jauh dari standar yang diakui untuk distribusi kemanusiaan yang aman dan bermartabat,” kata laporan tersebut.
Baca Juga: 26.000 Tentara Israel Terkena Gangguan Mental Sejak Agresi Gaza
“Tidak ada tempat lain di dunia tempat MSF beroperasi – termasuk di zona konflik paling bergejolak – yang akan menoleransi tingkat kekerasan seperti ini di sekitar lokasi ‘distribusi bantuan’. Ini harus dihentikan sekarang juga,” tegas organisasi tersebut.
Tim MSF “siap secara mental untuk merespons konflik – tetapi tidak untuk warga sipil yang terbunuh dan cacat saat mencari bantuan,” katanya.
Klinik perawatan primer MSF telah berubah menjadi unit penanganan korban massal sejak GHF mengambil alih distribusi bantuan di Gaza, tambahnya.
Selama periode tujuh pekan pada bulan Juni dan Juli, MSF menerima 1.380 orang terluka dan 28 jenazah di dua klinik perawatan primernya di wilayah al-Attar dan al-Mawasi di Gaza, yang dekat dengan dua lokasi distribusi GHF. []
Baca Juga: Ratusan Mantan Pejabat Israel Peringatkan Netanyahu Soal Rencana Pendudukan Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)