Jakarta, MINA – Muhammadiyah Tobacco Control Center Universitas Muhammadiyah Magelang (MTCC-UNIMMA) memaparkan para petani kini mulai melakukan diversifikasi tanaman sejak harga tembakau mengalami penurunan akibat tata niaga yang buruk.
Ketua MTCC UNIMMA, Dra. Retno Rusdjijati, M.Kes menjelaskan dalam temu media secara daring, Rabu (25/11), pernyataan tersebut berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh MTCC pada 2019. Sebuah penelitian yang merupakan sebuah studi fenomenologi dari pengalaman tembakau/">petani tembakau Jawa Tengah.
“Berbagai masalah terkait petani menjadi program MTCC UNIMMA, salah satunya dengan riset-riset terkait yang dilakukan secara periodik. Dia mengungkapkan, melihat produksi tembakau Indonesia yang sangat tinggi, seharusnya seimbang dengan kesejahteraan tembakau/">petani tembakau. Namun pada kenyataannya berbanding terbalik terhadap pencapaian industri tembakau,” ungkapnya.
Hal tersebut diperparah dengan masa pandemi Covid-19 yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk bidang pertanian. Di mana tuntutan langkah ketahanan pangan mengakibatkan penurunan lahan dan produktivitas tembakau.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Sejak 2012, harga tembakau semakin tidak bisa diandalkan. Sehingga tembakau/">petani tembakau mulai beralih menanam komoditas pertanian yang lain, seperti kopi dan ubi jalar. Ternyata dengan diversifikasi tanaman tersebut mendorong peningkatan kesejahteraan petani. Hal itu karena petani berdaulat, petani dapat menentukan harga produksinya.
Dari paparan hasil penelitian yang dilakukan MTCC UNIMMA menunjukkan, ketidakberdayaan dialami oleh tembakau/">petani tembakau, baik karena faktor internal maupun faktor struktur sosial.
Sementara itu, perlu upaya strategis dan mekanisme untuk menguatkan kapasitas petani multikultur. Skema kebijakan terkait infrastruktur ekonomi pedesaan harus menjadi prioritas pemulihan ekonomi, dan penguatan modal, kelembagaan, jejaring antarpetani tersebut menjadi perhatian utama pemerintah.
Indonesia menjadi tembakau/">produsen tembakau nomor enam terbesar dunia setelah China, India, Amerika Serikat, dan Malawi (Kemenkes, 2019). Indonesia mampu memproduksi 136 ribu ton atau 1,9% dari total produksi tembakau dunia.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Sementara di Indonesia, provinsi penghasil tembakau adalah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Tengah dengan luas lahan sekitar 206,2 ribu hektar. Luas itu adalah 90% dari total luas lahan tembakau di Indonesia.(L/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)