Muhammadiyah Akan Otopsi Jenazah Siyono

Saat Konferensi Pers "Mencari Keadilan untuk Suharmi" di Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jum'at, (1/3). (foto: MINA)
Saat Konferensi Pers “Mencari Keadilan untuk Suharmi” di Pusat Dakwah Jakarta, Jum’at, (1/3). (Foto: MINA)

Jakarta, 22 Jumadil Akhir 1437/1 April, 2016 (MINA) – Muhammadiyah bersama Komnas HAM akan melakukan otopsi jenazah (39) yang meninggal setelah ditangkap oleh aparat , 11 Maret lalu.

Menurut Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, awalnya otopsi akan dilakukan pada Rabu (30/3), namun karena kendala teknis kemudian otopsi ditunda dan akan dilakukan pada waktu dekat.

“Muhammadiyah sudah menunjuk enam dokter ahli forensik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit Muhammadiyah wilayah Jawa Tengah untuk melakukan otopsi,” kata Dahnil saat konferensi pers di Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (1/4).

Otopsi tersebut diminta langsung oleh istri almarhum Siyono yakni Suratmi kepada Muhammadiyah guna mengetahui apa penyebab kematian suaminya serta mencari keadilan atas kematian suaminya. Menjelang otopsi saat ini rumah keluarga almarhum tengah dijaga oleh Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

KOKAM juga melakukan penjagaan ketat pada lokasi pemakaman Siyono.

“Kita dapat laporan, Bu Suratmi mendapat teror karena setiap saat di sekitar rumahnya selalu ada orang yang mencurigakan, aparatur desa menurut dia juga terkesan meneror. Bu Suratmi ingin Muhammadiyah membantunya, maka saya minta KOKAM jaga rumahnya dan kuburan Siyono selama 24 jam,” kata Dahnil.

Muhammadiyah dalam hal otopsi ini memfasilitasi Komnas HAM. Karena itu, sebelumnya Sekum PP Muhammadiyah Dr Abdul Mu’ti mengatakan, tidak seharusnya masyarakat dan aparat menghalangi otopsi oleh pihak yang berwenang. Muhammadiyah mendukung investigasi Komnas HAM untuk mengungkap penyebab kematian Siyono.

Otopsi adalah dalam rangka mengungkap penyebab kematian. Dengan demikian penyebab kematian akan lebih jelas.

Sementara Komnas HAM saat ini terus memantau kondisi Suratmi di Desa Pogong, Klaten. Di samping itu melakukan koordinasi dengan pihak keluarga almarhum Siyono.

Komnas HAM pun mendorong pemerintah untuk hadir memberikan perlindungan bagi Suratmi dan keluarganya dalam mengusut kasus kematian Siyono.(L/M09/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.