Tokyo, MINA – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang mengadakan kajian tentang sejarah dan perkembangan Islam hingga saat ini di Jepang .
Kegiatan ini merupakan agenda rutin kajian dua pekanan PCIM Jepang bagi seluruh warga Muhammadiyah di ‘Negeri Sakura’ untuk mendiskusikan dan mengembangkan dakwah Islam yang berkemajuan di sana.
Arif Darmawan, Ketua PCIM Jepang, menjadi pemateri dalam kajian ini, laman Muhammadiyah.or.id melaporkan, Senin (13/11).
Kajian yang berlangsung secara daring pada Sabtu (11/11) itu membahas dua poin penting sesuai tema yang diangkat yaitu sejarah masuknya Islam di Jepang dan perkembangan dakwah Islam di ‘Negeri Matahari terbit’.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Menurut Arif, dakwah Islam di Jepang mulai berkembang setelah dibentuknya Japan Muslim Association (JMA) pada tahun 1952. Baik Muslim asli Jepang maupun Muslim asing yang tinggal di negara itu mulai menunjukkan ketertarikan mereka untuk belajar Islam dan bahasa Arab.
Penyebaran Islam yang dilakukan oleh Muslim pendatang sangat penting dan membantu dakwah Islam di Jepang. Meski demikian, menurut Arif, peran Muslim asli Jepang dalam dakwah Islam jauh lebih penting.
“Penyebaran Islam oleh orang asing sangat penting dan membantu. Namun yang penting adalah tanggung jawab dakwah semestinya dilakukan juga oleh penduduk Jepang sendiri. Dakwah dengan bahasa Jepang akan lebih efektif. Sampaikanlah dakwah Islam dengan bahasa kaummu,” tambah Arif.
Meski Islam telah masuk ke Jepang, namun perkembangan Islam di sana dianggap lambat. Sejauh ini, hanya ada sekitar 12.000 orang Jepang yang memeluk Islam.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Setidaknya ada tiga opini yang menjadi faktor lambatnya perkembangan Islam di Jepang. Pertama, agama Islam banyak dianut di negara berkembang. Sehingga orang Jepang menganggap Islam sebagai agama inferior. Kedua, banyak kesulitan jika memeluk Islam seperti harus menghilangkan kebiasaan minum khamar dan makan babi.
Ketiga, Jepang merupakan negara maju karena menjaga budayanya seperti hidup bersih, jujur, sopan, berani, disiplin, dan mereka tidak melihat hal itu pada kondisi mayoritas umat Islam saat ini.
Namun demikian dikatakan, Jepang adalah negara sekuler yang tetap menjamin kebebasan beragama warganya, sehingga keberadaan Islam di Jepang dapat dikatakan terjamin.
“Bagaimana Islam di Jepang? Ya Islam bebas menjalankan ajarannya di sini. Namun jangan harap masuk ke wilayah politik,” ungkap Arif.
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza
Saat ini, selain warga Muslim asli Jepang, ada sekitar 100.000-120.000 Muslim pendatang dari luar Jepang dan ada sekitar 100 masjid yang telah didirikan di seluruh wilayah ‘Negeri Sakura’. (R/R11/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata