Jakarta, 4 Muharram 1437/17 Oktober 2015 (MINA) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan berupaya mewujudkan Masjid Ramah Lingkungan atau populer disebut Eco-Masjid sebagai bentuk pemuliaan lingkungan hidup oleh umat Islam.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof. Dr. Din Syamsuddin menyatakan, saat ini ada lebih dari satu juta masjid dan mushola di seluruh Indonesia.
“Umat Islam harus menyadari betapa pentingnya pemuliaan lingkungan hidup untuk menyelamatkan bumi,” kata Din dalam konferensi pers di sela-sela acara Rembug Nasional Tokoh Agama Menanggapi Perusakan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim dengan tema “Bangun Gerakan Moral Hentikan Perusakan Lingkungan Hidup”, di Balai Kartini Jakarta, Kamis (15/10) pagi.
“MUI akan bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKH) untuk mewujudkan Masjid Ramah Lingkungan atau Eco-Masjid,” ujarnya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Jika berhasil, lanjut Din, lebih dari satu juta masjid dan mushola di seluruh Indonesia akan ramah lingkungan dan ummat akan menyadari petingnya pemuliaan lingkungan hidup.
Selanjutnya, MUI juga mengusulkan kepada Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian LKH agar setiap jama’ah haji dan umroh asal Indonesia menanam satu pohon atau dikenal dengan Eco-Pilgrimage (Eco-Hajj).
“Kalau perlu, setiap pasangan yang akan menikah hendaknya menanam satu pohon. Hal ini penting untuk menanamkan budaya anti perusakan lingkunagn hidup,” jelasnya.
Menurutnya, MUI sudah lama melakukan langkah-langkah untuk menanggulangi kerusakan lingkungan hidup di Indonesia, seperti tercermin dalam Fatwa MUI tentang Pelestarian Satwa Langka untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem, dan tiga fatwa MUI lainnya tentang sampah, pertambangan, dan sumber daya air.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Dalam pelaksanaan keempat fatwa ini, MUI juga bekerjasama dengan Kementerian LKH dan organisasi keagamaan lainnya di Indonesia.
“Empat fatwa MUI di bidang pelestarian lingkungan hidup ini juga didukung oleh World Wide Fund For Nature (WWF) dan dalam pelaksanaannya juga mengajak para tokoh agama, tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup dan ormas-ormas keagamaan lainnya yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Terkait bencana asap akibat pembakaran hutan dan lahan, lanjutnya, Din Syamsuddin pun mengajak berbagai elemen masyarakat di Indonesia untuk bersama-sama menanggulanginya, termasuk lembaga pendidikan, masyarakat madani, LSM, dan pemerintah.
Selain Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Prof. Dr. H. Din Samsuddin, MA., kegiatan itu dihadiri Menteri LHK RI, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc., pemerhati lingkungan hidup, Wimar Witoelar, dan Ketua Tim Penggerak Indonesia Bergerak Menyelamatkan Bumi, Dr. Ir. H. Hayu Prabowo.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Hadir tokoh-tokoh agama dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), serta berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). (T/P002/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain