Bandar Lampung, 27 Rajab 1636/16 Mei 2015 (MINA) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah membantu dan melindungi pengungsi Rohingya yang terlantar di Indonesia.
Hal ini disampaikan ketua MUI Lampung, Drs. H. Mawardi. AS kepada Miraj News Agency (MINA) di Bandar Lampung, Sabtu, (16/5).
“Ini negara Pancasila, sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa, selain itu Indonesia itu negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, kita harus bantu mereka yang terusir dari negerinya, “ katanya.
Menurutnya, ciri umat Islam itu mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
“Perikemanusiaan harus ditunjukkan oleh pemerintah. Demikian pula kalau ada orang Islam Indonesia tidak tersentuh hatinya untuk membela kawan-kawan kita dari Rohingya, bukan muslim namanya,” tegasnya sembari menyitir hadits, Laa yu’minuu ahadukum hatta yuhibbu lii akhiihi maa yuhibbu linafsih.
Lebih lanjut, Mawardi menjelaskan, pemerintah harus menyediakan tempat yang layak dan perlindungan bagi muslim Rohingya.
“Bahkan kalau perlu nikahkan mereka dengan orang Indonesia dan jadikan sebagai warga negara Indonesia yang sah,” katanya.
Selain itu, dia juga berharap kepada ormas dan masyarakat pada umumnya untuk memberikan bantuan dalam bentuk apapun.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
“Kita bisa merasakan bagaimana jika kita yang terusir dari negeri Indonesia, lalu tidak ada yang mau membantu, “ ujarnya.
Mawardi juga mengingatkan pemerintah untuk mengaplikasikan semangat solidaritas negara-negara anggota Konferensi Asia Afrika (KAA) pada permasalahan manusia perahu Rohingya ini.
Dia juga mengapresiasi langkah pemerintah daerah Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara yang bersedia menampung dan membantu manusia perahu yang terlantar itu.
Ribuan muslim Rohingya melarikan diri akibat penindasan dan kezaliman yang terjadi di negerinya yang mayositas Budha. Menggunakan perahu, mereka berusaha melarikan diri ke negeri-negeri muslim terdekat seperti Malaysia dan Indonesia. Beberapa diantaranya terdampar di Aceh dan Sumatera Utara.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Namun banyak diantara mereka yang juga meninggal akibat kelaparan setelah berminggu-minggu terombang-ambing di lautan. (L/K08/P2)