Jakarta, 5 Ramadhan 1436/22 Juni 2015 (MINA) – Muktamar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) ke-VI akan digelar pada pertengahan Desember 2015 nanti di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan agenda utama menjadikan musyawarah dan mufakat sebagai kultur ICMI dalam pengambilan keputusan.
Ketua Presidium ICMI, Dr. Sugiharto, yang menyatakan hal itu sesuai hasil keputusan Presidium dan hasil silaturahmi Pengurus ICMI Pusat ke Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi, 17 Juni lalu, guna membahas lebih lanjut pelaksaan hajat akbar ICMI itu.
“Pimpinan ICMI akan melakukan Muktamar tahun ini dibarengi Milad ICMI ke-25. Dari tiga lokasi, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan NTB. Sesuai hasil keputusan Presidium dan didukung penuh Gubernur NTB, Muktamar akan digelar di NTB,” kata Sugiharto saat acara Silaturahim, Buka Puasa dan Tarawih Keliling (Sitarling) ICMI di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (22/6) sore.
Sugiharto mengatakan saat bertemu Gubernur TGH. M. Zainul Majdi, Gubernur menyatakan dukungan penuh acara akbar ICMI itu. Dia menyatakan, tahun ini Gubernur NTB tengah memasyarakatkan wisata syariah di wilayah itu.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Muktmar ICMI juga akan menjadi rangkaian acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional yang digelar 2016 nanti. Untuk itu, pemerintah, juga masyarakat, serta perguruan tinggi Islam di sana akan mendukung terselenggaranya Muktamar ICMI nanti,” ujar Sugiharto.
Salah satu agenda utama Muktamar ICMI nanti, lanjut Sugiharto, akan dilangsungkannya perubahan sistem kepemimpinan di ICMI.
Sistem yang selama ini berlangung, yaitu lima orang Presidium yang tiap tahun berganti dianggap tidak efektif.
Sistem baru yang akan diusulkan di muktamar kali ini, adalah nantinya hanya ada satu Ketua Permanen selama lima tahun yang didampingi tujuh wakil ketua yang terdiri atas berbagai unsur ulama, cendekiawan, teknokrat, politisi dan lainnya.
Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda
“Nanti dipilih satu ketua Presidium atau koordinator Presidium secara permanen,” tambahnya dihadapan undangan Sitarling ICMI, terdiri dari beberapa Pimpinan Pusat dan Daerah ICMI, juga hadir Ketua BAZNAS Prof Dr KH Didin Hafidhuddin dan Ustadz Yusuf Mansur.
Sistem yang baru ini diharapkan akan memberikan ruang gerak leluasa bagi pimpinan ICMI dalam mengawal peradaban Islam dan Indonesia.
Sistem itu akan segera disosialisasikan Majelis ICMI Pusat ke daerah-daerah dalam waktu dekat.
Dia juga mengharapkan musyawarah mencapai mufakat dapat dilahirkan dalam Muktamar ICMI 2015 nanti.(L/R05/P2)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain