Umat Islam Indonesia di negara bagian Victoria yang tergabung dalam Indonesia Muslim Society of Victoria (IMCV) bekerja sama dengan beberapa lembaga keislaman lainnya menginisiasi terselenggaranya muktamar umat Islam Indonesia di Australia yang akan diselenggarakan pada Jumat-Ahad, 23-25 September 2016 bertempat di Bell City Hotel, Melbourne.
Dengan mengusung tema “Living in Harmony” diharapkan masyarakat muslim Indonesia yang saat ini tersebar di berbagai negara bagian Australia dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat Australia yang memiliki latar belakang budaya, sosial, ras dan agama yang heterogen. Demikian wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Widi Kusnadi, yang meliput muktamar ini, melaporkan dari Melbourne, Kamis 22/9.
Ketua Panitia Muktamar, Neil Siregar menyatakan, masyarakat Australia yang berasal dari berbagai negara Eropa, Timur Tengah, Afrika, China, India dan Asia Tenggara tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam dunia dakwah bagi Muslimin Indonesia.
Muktamar ini akan menjadi torehan sejarah umat Islam Indonesia di Australia. Pasalnya, acara tersebut merupakan yang pertama kalinya bagi komunitas-komunitas muslim Indonesia di Australia. Keberadaannya perlu disinergikan agar dapat memberikan partisipasi kepada pemerintah dan masyarakat secara maksimal.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Akan hadir sebagai pembicara dalam konferensi tersebut para tokoh Muslim Australia seperti Dr. Zacharia Matthews yang akan menyampaikan topik Identitas Muslim di Barat, Pembangunan Sosial dan Umat ; Brother Abdushahhed Drew yang akan menyampaikan topik Islam di Australia ; dan Syaikh Mustapha Sarakibi dengan topik Kehidupan dalam keberagaman.
Acara itu juga akan dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, ustad kondang K.H Erick Yusuf dan beberapa tokoh perwakilan komunitas Muslim Indonesia dari berbagai ibukota negara bagian seperti Sydney, Brisbane, Darwin, Perth, Adelaide dan Hobart (Tasmania). Ada juga perwakilan muslimin Indonesia dari Selandia Baru.
Menteri urusan Multikultural negara bagian Victoria, Mr. Hon. Robin Scot juga akan memberikan sambutan dalam muktamar itu.
Agenda utama yang akan dibahas dalam muktamar tersebut adalah pemberdayaan generasi muda, partisipasi perempuan, pembangunan pusat komunitas muslim dan kemungkinan dibentuknya lembaga yang mewadahi seluruh umat Islam di Australia.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Peran Generasi Muda
Mengenai pemberdayaan generasi muda, muktamar ini akan berfokus bagaimana memaksimalkan potensi yang mereka miliki dengan segenap kreatifitasnya. Generasi muda akan menjadi harapan bagi tumbuh kembangnya dakwah Islam di negeri Kanguru itu.
Ketua Panitia Muktamar mengatakan, anak-anak Indonesia yang saat ini tinggal di Australia, baik dengan visa pelajar, pekerja maupun mereka yang sudah menjadi penduduk tetap (permanen residents) haruslah memiliki wadah yang terorganisir dengan baik. Mereka akan menjadi salah satu ujung tombak dalam pembangunan dan dakwah di Australia yang diberikan oleh rakyat Indonesia.
Dengan berbagai kegiatan positif seperti olah raga, seminar, diskusi, maupun kajian-kajian keagamaan lainnya akan sangat membantu mereka menggapai cita-cita dan berperan dalam pembangunan masyarakat Australia.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Tantangan generasi muda dalam membendung paham liberalisme dan sekularisme juga menjadi poin diskusi pada muktamar tersebut. Mereka yang hidup di sebuah negara minoritas Muslim tentunya akan menjadi sasaran paham tersebut.
Apalagi saat ini, kata Ketua Panitia Muktamar, di berbagai kampus di Australia marak dengan kampanye LGBT dengan sasaran utamanya para pelajar dan mahasiswa. Dalam hal ini, generasi muda Muslim Indonesia harus memiliki wawasan yang kompresensif tentang hal itu sehingga mereka dapat membentengi diri dari berbagai serangan budaya, termasuk LGBT.
Sebelumnya, beberapa kegiatan pernah diadakan oleh generasi muda Muslim Indonesia di Australia sebagai bentuk sumbangsih mereka kepada masyarakat. Pada Ramadhan 1437 lalu, mereka sukses menyelenggarakan acara “Giving to Homeless”.
Kegiatan itu berupa pengumpulan sumbangan yang diperuntukkan kepada warga Australia yang tidak memiliki tempat tinggal. Selain itu, kegiatan donor darah juga mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Australia. Bahkan ada beberapa warga Australia non-Muslim yang bersedia menjadi relawan untuk mendukung kegiatan tersebut.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Kontribusi Muslimah
Selain itu peran muslimah Indonesia juga sangat vital dalam sumbang sih terhadap pembangunan masyarakat Australia. Muslimah Indonesia sebagai tempat pendidikan awal bagi anak-anaknya yang tinggal di negeri minoritas harus mendapat perhatian yang serius demi memaksimalkan peran mereka.
Neil Siregar mengatakan, Muslimah juga harus dibekali pengetahuan yang cukup dalam mempersiapkan generasi muda handal. Dari merekalah akan terlahir para pemuda pejuang yang mampu menjadi ujung tombak dakwah di Australia.
Dengan adanya program-program khusus pemberdayaan dan peran Muslimah Indonesia di Australia tentunya akan menjadi diskusi yang menarik mengingat saat itu belum ada program khusus buat mereka selama ini.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Pengetahuan tentang makanan halal juga menjadi isu penting yang harus diketahui terutama kaum muslimah. Sesuai dengan dunia mereka yang berhubungan adengan kuliner sehat, tentu para muslimah harus memiliki pengetahuan yang detail tentang hal itu.
Cerminkan Islam yang Rahmatan lil Alamin
Ketua Panitia Muktamar menyatakan, yang tidak kalah penting dalam tujuan diselenggarakannya muktamar itu adalah bagaimana masyarakat muslim Indonesia dapat menjadi contoh utama dalam mendakwahkan Islam dengan wajah yang rahmatan lil alamin.
Beberapa aksi bom yang terjadi di Indonesia tentu menjadi tantangan bagi Muslim Indonesia di Australia untuk mengcounter image bahwa Islam di Indonesia identik dengan kekerasan, terorisme dan radikalisme.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Image buruk di atas menjadi pekerjaaan besar bagi masyarakat Indonesia di Australia. Mereka akan menjadi cerminan keberadaan Islam yang sesungguhnya bagi masyarakat setempat.
“Di sinilah masyarakat Indonesia mengambil peran dalam dakwah,” kata Siregar.
Sebagaimana lazim diketahui oleh masyarakat internasional, bahwa penyebaran Islam di Indonesia tidak diwarnai dengan peperangan dan pertumpahan darah sedikitpun.
Islam disebarkan melalui asimilasi kebudayaan dan perdagangan, termasuk di Australia. Keberadaan para pedagang Makasar di wilayah utara Australia menjadi saksi sejarah betapa Islam diterima masyarakat Australia.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Keberadaan lembaga yang akan mewadahi mereka juga menjadi wacana yang akan didiskusikan dalam muktamar ini. Bagaimanapun juga lembaga sebagai sebuah sarana komunikasi dan koordinasi bagi berbagai komunitas Muslim Indonesia di Australia menjadi agenda prioritas yang harus dipecahkan.
Harapannya dengan terselenggaranya muktamar tersebut akan menjadi batu loncatan bagi komunitas Muslim Indonesia di Australia untuk dapat berkontribusi secara maksimal untuk pembangunan masyarakat Australia yang majemuk.
Umat Islam Indonesia di Australia pastinya akan hidup berdampingan dalam suasana keharmonisan di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai latar belakang mereka.
Sambutan dari pemerintah Victoria sendiri cukup positif. Mereka sadar dengan multikulturalisme masyarakatnya. Mereka mendukung penuh adanya kegiatan seperti ini. Bahkan komunitas komunitas lain juga berkreaatifitas membuat sebuah kegiatan yang memberikan sumbangan dan peran positif bagi masyarakat.
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
Indonesia dan Australia adalah negara yang bertetangga, tetapi memiliki banyak sekali perbedaan budaya dan sosial masyarakatnya. Tentu masing-masing akan saling membutuhkan untuk keberlangsungan kehidupan warganya.
Muktamar tersebut mendapat dukungan penuh dari lembaga lembaga yang menjadi sponsor utama seperti Dompet Dhuafa, Garuda Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Khalifa Tour and Travel, Australian Indonesian Association of Victoria (AIA), Hejaz Finansial Services, Islamic Council of Victoria (ICV), dan Islamic Museum Australia. (R03/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara
Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu