Mekah, MINA – Mulai 9 Agustus, jamaah haji akan diberangkatkan menuju Arafah untuk wukuf pada 10 Agustus 2019.
Dari Arafah dilanjutkan menuju Muzdalifah, lalu ke Mina. Jamaah akan tinggal di Mina hingga 14 Agustus untuk yang nafar awal (menginap dua malam), dan 15 Agustus untuk yang nafar tsani (menginap tiga malam), lalu kembali ke hotel di Mekah..
“Mulai 6 sampai 8 Agustus, jamaah tidak dapat layanan makan di hotel,” jelas Menag Lukman Hakim Saifuddin saat memimpin rapat koordinasi antara Delegasi Amirul Hajj dengan PPIH Arab Saudi di Kantor Daker Mekah, Jumat (2/8).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Turut Hadir, dalam rapat tersebut, Konjen RI dan Atase dari Kedubes Saudi di Riyad, demikian rilis JPP yang diterima MINA.
“Mulai 6 Agustus jam 12, jamaah tidak lagi mendapat layanan katering lagi di hotel,” jelasnya.
Ia mengatakan, penghentian layanan katering karena perusahaan tidak mampu mendistribuskan makanan ke hotel disebabkan padatnya lalu lintas.
“Jelang puncak haji, izin lalu lintas kendaraan diperketat, dan tidak semua perusahaan katering mendapatnya, hanya kendaraan berizin saja yang bisa melintas karena lalu lintas padat, dan katering baru melayani lagi di hotel mulai 17 Agustus,” tutur Menag.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Demikian juga dengan operasional bus salawat. Layanan antar jemput jamaah dari hotel ke Masjidil Haram ini akan dihentikan dari 6 – 14 Agustus. Bus Shalawat akan kembali mengantar jamaah dari hotel ke Masjidil Haram pada 15 Agustus 2019.
“Ini samata karena padatnya lalu lintas dan sepenuhnya menjadi aturan Pemerintah Saudi,” tegas Menag.
Menag berharap, jamaah bisa memanfaatkan waktu penghentian layanan bus salawat untuk beribadah di hotel atau masjid terdekat hotel, sembari mempersiapkan fisik dan stamina untuk menghadapi puncak haji. (R/Gun/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata