oleh: Insyaf Muarif Gunawan, Mahasiswa STAI Al-Fatah Bogor, wartawan MINA
Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Al-Jumu’ah/62: 8).
Ada orang yang beranggapan bhwa ada orang-orang yang hidup kekal di dunia ini, seperti Khidhir Alaihis Salam, Dzulqarnain dan lainnya. Padahal tidak ada manusia yang hidup kekal di dunia ini. Kematian, sesungguhnya merupakan hakikat yang akan menghampiri semua manusia.
Baca Juga: Jihad Itu Lokomotif Perubahan Seorang Muslim
Tidak ada yang mampu menolaknya. Tidak ada seorangpun kawan yang mampu menahannya. Kematian datang menjemput setiap orang, tua maupun anak-anak, kaya maupun miskin, kuat maupun lemah. Semuanya menghadapi kematian dengan sikap yang sama, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan.
Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi. Meski sedikit, tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian. Hanya di tangan Allah semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tanganNya, mengambil kembali yang telah Dia berikan pada ajal yang telah digariskan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَڪُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS Ali Imran/3: 185).
Maut merupakan ketetapan Allah. Seandainya ada seseorang yang selamat dari maut, niscaya manusia yang paling mulia pun akan selamat. Namun maut merupakan Sunnah ketetapanNya atas seluruh makhluk. Allah berfirman:
Baca Juga: Sedekah Sebelum Terlambat: Tadabbur Qur’an Surat Al-Munafiqun Ayat 10
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ
Artinya: “Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (QS Az Zumar/39: 30).
Tidak ada manusia yang kekal di dunia ini. Seperti Allah sebutkan di dalam ayat:
ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ كُلُّ نَفْسٍ
Artinya: “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS Al-Anbiya/21: 34-35).
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Artinya: “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS An Nisa/4: 78).
Baca Juga: Nuklir, Mudharat dan Manfaatnya dalam Perspektif Al-Qur’an
Semua pun tahu tidak ada manusia yang kekal abadi. Seperti Allah sebutkan:
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ
Artinya: “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad).” (QS Al-Anbiya’/21: 34).
Hanya Allah yang kekal abadi, sebagaimana ayat:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (27)
Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS Ar-Rahman/55: 26-27).
Baca Juga: Peran Orangtua dan Umara dalam Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina
Lalu setiap jiwa pasti akan merasakan kematian
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS Ali Imran/3: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.”
Maka harus kita yakini setiap makhluk yang bernyawa akan mati sebagaimana dalam Al-Quran dijelaskan dalam surah Ali-imran 185. Maka kita hidup di dunia hanya sementara, sediakanlah bekal terbaik untuk mendapatkan alam yang kekal kampung akhirat. (A/R8/P2/RS2)
Baca Juga: Hijrah Rasulullah sebagai Langkah Strategis Menuju Pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)