Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Museum Nasional Peradaban Mesir

Rana Setiawan - Senin, 7 November 2022 - 01:51 WIB

Senin, 7 November 2022 - 01:51 WIB

42 Views

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin beserta Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin mengunjungi the National Museum of Egyptian Civilization (Museum Nasional Peradaban Mesir) pada Ahad pagi (6/11/2022) waktu setempat.

Pada kunjungan di luar agenda kenegaraan saat melakukan kunjungan kerja di Kairo, Mesir ini, Wapres didampingi seorang pemandu yang cukup menguasai sejarah peradaban Mesir sejak zaman Batu, Mesir Kuno, hingga zaman Koptik.

Sembari mendengarkan penjelasan pemandu, Wapres dan Ibu Wury menyaksikan secara langsung barang-barang dari berbagai periode waktu sepanjang sejarah Mesir, seperti artefak, perhiasan, alat cocok tanam, pakaian, dan berbagai macam jenis peti mati raja Mesir.

Salah satu hal menarik yang menjadi perhatian Wapres di museum ini adalah lembaran Kitab Taurat yang dipercaya ditulis dengan tangan sejak zaman Nabi Musa dan berisi 304.805 huruf.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Selain itu, Wapres juga tampak tertarik dengan pajangan Kiswah Ka’bah terakhir yang dibuat di Mesir pada era Presiden Gamal Abdel Nasser tahun 1961 atau 1381 Hijriah. Sebagaimana informasi dari pemandu bahwa sebelum 1961, Kiswah Ka’bah diimpor dari Mesir.

Usai menyaksikan berbagai koleksi barang-barang bersejarah di aula utama, Wapres dan Ibu Wury kemudian dipandu menuju ruang bawah tanah untuk menyaksikan secara langsung mumi raja-raja Mesir kuno.

Di sini, tersimpan rapi di dalam kotak kaca jasad raja-raja Mesir Kuno yang diawetkan. Termasuk jasad Raja Ramses II yang diyakini para sejarawan sebagai Raja Firaun yang dikisahkan dalam Al Qur’an, berdasarkan sejarah tentang kebijakan dan perangainya yang buruk.

Setelah mengitari area museum, Wapres dan Ibu Wury tampak berhenti di lokasi perajin karpet di dekat pintu keluar museum. Di sini Wapres menyaksikan langsung proses pembuatan karpet yang dilakukan secara manual dengan tangan.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Menurut pemandu, untuk menyelesaikan satu lembar karpet membutuhkan waktu 8 bulan hingga lebih dari 1 tahun. Tidak hanya menyaksikan, pada kesempatan ini Wapres dan Ibu Wury juga tampak membeli satu lembar karpet.

Museum Pertama di Dunia Arab

Museum Nasional Peradaban Mesir (NMEC) adalah museum pertama di dunia Arab yang berfokus pada peradaban paling awal dalam sejarah peradaban Mesir kuno.

Museum ini adalah satu-satunya museum di Mesir yang menawarkan pengunjung, gambaran umum dari semua periode sejarah yang berbeda di Mesir.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

NMEC dirancang melalui pendekatan tematik multidisiplin ilmu untuk menunjukkan warisan berwujud dan tidak berwujud bangsa Mesir.

Selain itu, NMEC juga menjadi pusat budaya, pendidikan, rekreasi, dan penelitian yang penting untuk pengunjung cendekiawan lokal dan internasional.

1 Juta Pengunjung

Museum tersebut, yang terletak di pusat kota Kairo, terdiri dari aula utama, aula mumi kerajaan, dan aula tekstil.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Museun ini berlokasi di Fustat yang merupakan ibu kota pertama Mesir di bawah pemerintahan Muslim, dan terdapat Masjid Amr Ibn Alas, masjid pertama di Mesir.

Museum menampilkan 50.000 artefak yang menyajikan Peradaban Mesir dari zaman prasejarah hingga saat ini.

Pembangunan museum itu rampung pada 2017 dan dibuka untuk umum pada 22 April 2021.

Untuk merayakan pembukaan museum yang telah lama dinanti-nantikan itu, Mesir sempat menggelar sebuah parade akbar pemindahan 22 mumi kerajaan Mesir kuno dari Museum Mesir di Tahrir Square Kairo ke NMEC.

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Direktur Eksekutif Museum Nasional Peradaban Mesir, Ahned Ghoneim dalam wawancaranya di kantor berita internasional belum lama ini menyampaikan hampir 1 juta orang telah mengunjungi museum tersebut sejak dibuka untuk umum setahun yang lalu. Sekitar 40 persen dari 970.000 pengunjung berasal dari luar negeri.(AK/R1)/P1)`

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Rekomendasi untuk Anda

Feature