Johannesburg, MINA – Para pemimpin Muslim Afrika Selatan dan kelompok hak-hak sipil menggelorakan aksi solidaritas membela Masjid Al-Aqsha dan mengutuk Israel yang membatasi Muslim untuk beribadah ke situs tersuci ketiga dalam Islam itu.
Moulana Ebrahim Bham, Sekretaris Jenderal Dewan Teologi Muslim (Jamiatul Ulama) pada Kamis (20/7) mengatakan pembatasan tersebut merupakan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina dan sebuah ketidakpedulian terhadap konvensi yang diakui secara internasional.
”Kami telah meminta para imam di seluruh negeri untuk mengonsentrasikan khotbah mereka pada hari Jumat ini mengenai apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsha dan meningkatkan solidaritas untuk sesama Muslim di sana,” kata Shakir Baker, manajer Operasi Yayasan Al-Quds, kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurut Baker, yayasannya bekerja untuk melindungi kota Al-Quds dengan melestarikan identitas Arab dengan situs suci Islam dan Kristennya.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Kami telah meminta umat Islam di seluruh dunia untuk berpuasa setiap hari Kamis sampai Al-Aqsha dibebaskan,” ujarnya.
Pada Jumat (14/7) pihak berwenang Israel menutup kompleks Masjid Al-Aqsha dan melarang sholat Jumat untuk pertama kalinya dalam hampir lima dekade, setelah serangan tembak yang menyebabkan tiga warga Palestina dan dua polisi Israel tewas, polisi Israel memasang detektor logam di kompleks tersebut.
Pada Senin malam (17/7) tentara Israel bentrokan dengan warga Palestina mengakibatkan 50 orang Palestina terluka, pada waktu yang bersamaan bentrokan terjadi juga di lingkungan di luar Kota Tua, Silwan dan Issawiyah, empat orang ditangkap oleh polisi Israel.
Pada Selasa malam (18/7) bentrokan terjadi lagi di kompleks Masjid Al-Aqsha, seorang jamaah Muslim Palestina, Rafaat Al-Herbawi (30), tewas, kemudian terjadi penembakan Imam sekaligus khatib Masjid Al-Aqsha Syaikh Ikrima Sabri usai memimpin shalat oleh polisi Israel.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Pada Rabu, tentara Israel melukai sembilan warga Palestina dan menangkap empat lainnya selama demonstrasi menentang penutupan tersebut.
Israel menduduki Al-Quds selama Perang Timur Tengah 1967, kemudian mencaplok kota tersebut pada tahun 1980 dan mengklaim bahwa Yerusalem sebagai ibukota “abadi” negara Yahudi (Israel), sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Al-Aqsha adalah situs suci bagi umat Islam, Kristen dan Yahudi, bagi umat Islam merupakan tempat ketiga tersuci di dunia, setelah kota suci Mekah dan Madinah.(T/R10/R01)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)