Dubai, 3 Sya’ban 1437/ 11 Mei 2016 (MINA) – Putri Arab Saudi Ameerah Al Taweel mendesak setiap Muslim untuk menyebarkan pesan positif tentang Islam.
“Ini adalah tanggung jawab setiap Muslim untuk menyebarkan pesan yang tepat tentang Islam,” kata Putri Ameera Al Taweel pada hari kedua acara Arab Media Forum ke-15, demikian dilaporkan Khaleej Times seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (11/5).
Berbicara dalam sesi berjudul “Inspirasi dalam Kebaikan: pesan kemanusiaan,” ada konotasi negatif baru-baru ini terkait dengan frase ‘Allahu Akbar’ (Allah Maha Besar) yang cenderung diteriakkan oleh ekstremis sebelum melakukan kekerasan.
“Saya menjadi mati rasa ketika mendengar tentang serangan teror dan ledakan yang terus meningkat,” kata wakil ketua Al-Waleed bin Talal Foundation.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Dia mencontohkan sebuah cerita di Bandara AS, di mana di tengah-tengah serangan pesawat Rusia terdengar ucapan seorang ibu kepada anaknya untuk berdoa secara diam-diam dan tidak mengucapkan kalimat ‘Allahu Akbar’ dengan keras.
“Ucapan itu menyakiti hati saya pribadi. Apakah kita tidak bisa mengucapkan kalimat dalam agama kita secara terbuka di Barat?” kata Al Taweel
Selanjutnya, dia merujuk sebuah studi pada Mei 2015-2016 yang dilakukan pada 1.000 warga AS yang memperlihatkan bahwa 83% responden berpendapat netral tentang Islam, sedangkan hanya 12% memiliki pandangan negatif tentang agama. Kata-kata “Muslim” dan “Islam” diucapkan lebih dari 79 juta kali dalam setahun, dengan 93% di Twitter.
“Hal ini menunjukkan bahwa Barat ingin tahu tentang Islam,” katanya
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Tapi masalahnya, pesan yang benar tentang Islam dalam artikel akademik tidak mencapai sasaran karena sebagian besar hanya mengandalkan infografis, tweet, gambar dan video untuk mendapatkan informasi,” tambahnya.
Dia menekankan bahwa jika setiap Muslim menggunakan jaringan media sosial untuk mengirim pesan positif tentang Islam, persepsi atas Islam dapat berubah.
“Di tangan kitalah terletak perubahan itu. Kita tidak menyangkal upaya-upaya yang dilakukan pusat penelitian dan museum dalam mendidik orang, tetapi kita jangan meremehkan kekuatan usaha individualistik,” ujarnya.
“Kami harus berkonsentrasi pada mata pelajaran positif dan mengabaikan percakapan ekstrimis dari kedua belah pihak,” katanya.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
“Anda tidak perlu menjadi seorang tokoh agama atau profesor untuk menyampaikan pesan sederhana tentang Islam,” tegasnya. (L/P007/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB