Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muslim Inggris Akui Kekerasan Meningkat Setelah Brexit

Rudi Hendrik - Sabtu, 2 Juli 2016 - 15:41 WIB

Sabtu, 2 Juli 2016 - 15:41 WIB

826 Views

London, 27 Ramadhan 1437/2 Juli 2016 (MINA) – Muslim di Inggris mengaku resah karena meningkatnya kekerasan terhadap mereka setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa dalam referendum British Exit atau dikenal sebagai Brexit baru -baru ini.

“Setiap hari setelah referendum, banyak sekali serangan rasis terhadap masjid dan pemilik toko-toko Muslim. Para Muslimah yang ada di jalan-jalan seringkali dijahati,” kata seorang warga Inggris di London, Yusuf Patel kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Peningkatan ini direkam oleh salah satu grup pemantau Muslim Tell MAMA yang mengatakan, biasanya aksi kekerasan terhadap Muslim berkisar 40-50 kali seminggu. Namun, setelah Brexit, kekerasan bisa mencapai 30 kali hanya dalam tiga hari.

Brexit tampaknya telah memberikan keberanian kepada beberapa orang yang anti terhadap Islam, sehingga saudari Muslimah kami menjadi paling banyak dilecehkan,” kata Pendiri Tell MAMA Fiyaz Mughal.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Semestinya, mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa dengan alasan imigrasi tidak ada hubungannya dengan Islamofobia, tapi lebih kepada pekerja migran dari Eropa Timur yang melemahkan upah dalam negeri, kekhawatiran tentang kontrol perbatasan, dan krisis perumahan di Inggris. Namun, nampaknya banyak warga salah paham mengenai hal ini.

Laporan media lokal menyebutkan, hal ini menimbulkan kekhawatiran di sebagian kalangan politisi dan anggota parlemen. Sehingga Perdana Menteri Inggris mengatakan, “Hanya karena kita akan meninggalkan Uni Eropa, bukan berarti kita akan menjadi kurang toleran, atau bangsa kurang beragam.”

Mantan Menteri Keadilan Buruh dan Komunitas Shahid Malik yang juga ketua Tell MAMA mengatakan, momen ini dijadikan oleh sebagian warga yang benci Islam untuk mengusir komunitas Muslim dari Inggris.

“Jadi hari ini lebih dari sebelumnya, kami memerlukan pemerintah, partai politik dan tentu saja media untuk bertindak dengan tanggung jawab sepenuhnya dan membantu mengarahkan kami menuju Inggris setelah Brexit yang bebas dari xenofobia dan kebencian,” ungkapnya. (L/R04/P001)

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
MINA Health
Kolom
Kolom
Indonesia