Cox Bazar, Bangladesh, 17 Shafar 1438/17 November 2016 (MINA) – Sejumlah warga Muslim Rohingya ditembak oleh militer Myanmar saat menyeberangi Sungai Naaf untuk sampai ke Bangladesh.
Menurut warga dan pejabat militer Bangladesh, tindakan keras militer Myanmar terhadap warga etnis Rohingya telah memaksa sejumlah warga Muslim melarikan diri ke Bangladesh, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Sementara warga Rohingya yang tiba dengan perahu diusir oleh penjaga perbatasan Bangladesh, Reuters melaporkan pada Rabu (16/11).
Menurut tentara Myanmar, total sebanyak 130 orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Negara Bagian Rakhine, barat negara itu.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Pertumpahan darah menjadi masalah yang paling serius sejak ratusan orang tewas dalam bentrokan komunal di Rakhine pada tahun 2012.
Tentara Myanmar telah dikerahkan ke daerah sepanjang perbatasan Myanmar dengan Bangladesh, menanggapi serangan terkoordinasi pada tiga pos perbatasan Myanmar pada 9 Oktober yang menewaskan sembilan polisi.
Militer Myanmar telah mengunci distrik yang sebagian besar penduduknya Muslim Rohingya, menutupnya dari pekerja bantuan dan pengamat independen.
Sepekan terakhir, tentara Myanmar telah mengintensifkan operasi militer dan menggunakan helikopter untuk memperkuat operasi. Puluhan warga Rohingya dilaporkan telah tewas oleh operasi itu.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Pekerja bantuan, penghuni kamp dan pihak berwenang di Bangladesh memperkirakan sedikitnya 500 warga Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar sejak serangan Oktober.
“Selasa dini hari, 86 warga Rohingya termasuk 40 perempuan dan 25 anak-anak didorong kembali oleh BGB (Penjaga Perbatasan Bangladesh) dari titik perbatasan Teknaf,” kata Letnan Kolonel Anwarul Azim, komandan di sektor Cox Bazar di Bangladesh timur.
Sumber Reuters mengatakan, warga Rohingya yang sudah melarikan diri tidak mungkin kembali ke desa-desa di Myanmar, ada kemungkinan mereka terdampar di laut.
Tokoh masyarakat Rohingya mengatakan kepada kantor berita AFP pada Selasa (15/11), sekitar 200 Muslim Rohingya terdampar di perbatasan Bangladesh.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
PBB telah memberi label kepada etnis Rohingya sebagai salah satu etnis yang paling teraniaya di dunia. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza